Selasa 26 May 2015 17:50 WIB

Pengendalian Inflasi Musiman Bakal Dibahas

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Hotal Grand Sahid Jakarta, Rabu (27/5) bakal membahas pengendalian inflasi musiman.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Zulverdi mengatakan, Rakornas TPID akan mencoba menjawab inflasi jangka pendek. Menurutnya, pemerintah selalu mengkoordinasikan isu inflasi jangka pendek ke daerah, yang disebabkan faktor cuaca maupun bencana permintaan jangka pendek.

"Apa yang akan kita bicarakan besok akan berdampak pada kemampuan mengendalikan inflasi yang sifatnya musiman," kata Dody dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Selasa (26/5).

Fokusnya, kata Dody, pemerintah ingin mengurangi siklus yang selalu berkali-kali terjadi menjelang lebaran dan hari besar yang ditandai harga meningkat. Dia menilai selama ini fluktuasi harga konteksnya pada distribusi, karena barang ada tapi distribusi dan mekanisme tata niaga kurang baik. Akibatnya aliran barang tidak terjadi dan menyebabkan lonjakan harga.  Infrastruktur dan distribusi lebih banyak mempengaruhi inflasai musiman.

"Kita ingin mengurangi fluktuasi harga musiman yang terjadi di Indonesia dengan fokus pada distribusi," ujarnya.

Dody menjelaskan, inflasi inti dalam 10 tahun terakhir cukup stabil di kisaran 4,0-5,0 persen. Yang bergejolak adalah inflasi bersumber kenaikan kelompok barang dan jasa yang harganya diatur pemerintah (administered prices). Diharapkan, setelah reformasi subsidi energi, kejutan-kejutan yang berdampak pada inflasi yang bersumber energi semakin berkurang.

 

Menurutnya, ke depan tantangan inflasi bukan lagi lebih banyak berasal dari administered prices, melainkan bersumber dari kelompok inti dan bahan makanan bergejolak (volatile food).

Bank Indonesia masih optimistis target inflasi sebesar 4 plus minus 1 persen pada akhir 2015 dan 2016 bisa tercapai. Risiko inflasi musiman pada kuartal II-2015, lanjutnya, sudah masuk bagian asessment Bank Indonesia. Diperkirakan mulai kuartal III dan IV laju inflasi semakin mendekati angka 4 plus minus 1 persen. Karena laju inflasi sekarang yang masih sekitar 6-7 persen secara tahunan (yoy) merupakan dampak kenaikan harga BBM pada Desember 2014. Menjelang akhir tahun 2015, diperkirakan efeknya sudah mulai hilang. Selain itu, Bank Indonesia melihat tekanan inflasi yang bersumber dari permintaan relatif masih rendah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement