Selasa 26 May 2015 15:17 WIB

CEO HSBC Komitmen Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Rep: C84/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menkeu Bambang Brodjonegoro berbincang dengan CEO HSBC Indonesia Sumit Dutta saat acara Indonesia Economic Outlook 2015 di Jakarta, Selasa (26/5).
Foto: Republika/Prayogi
Menkeu Bambang Brodjonegoro berbincang dengan CEO HSBC Indonesia Sumit Dutta saat acara Indonesia Economic Outlook 2015 di Jakarta, Selasa (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO HSBC Indonesia Summit Duta mengatakan Indonesia Economic Outlook yang setiap tahunnya diselenggarakan merupakan merupakan wujud komitmen HSBC dalam memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi setiap negara termasuk Indonesia.

"Melalui penyajian hasil riset, dan analisa yang berhubungan dengan perekonomian, mata uang, ekuitas, pendapatan tetap, dan bahkan perubahan iklim kepada para investor di seluruh dunia adalah komitmen HSBC kepada sejumlah negara-negara termasuk Indonesia," ujarnya dalam acara Indonesia Economic Outlook 2015 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (26/5).

Salah satu hasil riset yang dilakukan HSBC ialah terkait bonus demografi yang berdasarkan analisa HSBC Global Research akan menjadi salah satu kekuatan yang hendaknya dipertimbangkan investor dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Managing Director & Co-head of Asian Economic Research HSBC Frederic Neumann mengatakan di tengah prediksi tren usia produktif negara-negara lain yang cenderung menurun, Indonesia mulai mendekati 2030 diprediksikan akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif yang lebih tinggi di atas China, Korsel, Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Thailand.

"Ini dapat menjadi implikasi positif bagi tumbuhnya produktivitas bisnis Indonesia di masa mendatang," kata Neumann.

Untuk mengoptimalkan bonus demografi, kata dia, Indonesia masih harus mengatasi tantangan jumlah sumber daya manusia yang telah mengecap pendidikan perguruan tinggi. Dalam hal ini, Indonesia masih berada di bawah Hong Kong, Jepang, Thailand, dan Malaysia namun berada di atas China India Vietnam Filipina.

"Pendidikan harus menjadi prioritas utama bagi Indonesia," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement