Sabtu 23 May 2015 19:00 WIB

Pabrik Kertas RAPP Senilai Rp 4 Triliun Diresmikan

Rep: c85/ Red: Satya Festiani
Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) industry in Pelalawan, Riau. (photo file)
Foto: skyscrapercity.com
Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) industry in Pelalawan, Riau. (photo file)

REPUBLIKA.CO.ID, PELALAWAN -- Menteri Perindustrian Saleh Husin meresmikan Ground Breaking Paper Machine 3 PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dengan nilai investasi sebesar Rp 4 triliun di Pelelawan, Riau, Jumat (22/5).

Dengan pembangunan paper machine 3, menjadikan PT. RAPP sebagai perusahaan kertas nasional pertama yang mampu memproduksi kertas dengan kecepatan 1,4 km per menit sehingga akan ada penambahan kapasitas sebesar 250 ribu ton/tahun berupa  high grade digital paper.

“Saya menyambut baik atas ground breaking paper machine 3 yang nantinya akan meningkatkan jumlah dan kecepatan produksi pada PT. RAPP yang turut mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional di masa mendatang,” papar Menteri Saleh.

Saleh juga memberikan apresiasi kepada PT. RAPP yang telah memberikan multiplier efek yang luas dengan berkontribusi menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 5.000 orang untuk tenaga kerja langsung dan sebanyak 90 ribu orang untuk tenaga kerja tidak langsung.

Di samping itu, PT. RAPP merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terbesar nasional dengan kapasitas produksi 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas yang memiliki standar internasional dan mampu bersaing di kancah global.

Saleh menambahkan, bila pendirian paper machine 3 ini dapat diselesaikan dengan baik, maka akan memberikan kontribusi maksimal  dalam memenuhi permintaan pasar pulp dan kertas baik di dalam negeri maupun ekspor.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia, dimana industri pulp menempati peringkat ke-9 dan industri kertas di posisi ke-6. Sedangkan, di tingkat Asia menempati peringkat ke-3 untuk industri pulp dan kertas nasional.

Saleh juga menyebut saat ini pihaknya sedang melakukan pengembangan industri pulp dan kertas nasional agar dapat terus berdaya saing dalam menghadapi perdagangan bebas. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembangunan sektor industri dengan memantapkan  struktur industri yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global dan berwawasan lingkungan.

”Diharapkan sektor industri, khususnya industri pulp dan kertas yang mempunyai keunggulan kompetitif dapat lebih berperan dalam menggerakkan pembangunan nasional,” ujar Saleh.

Oleh karena itu, diperlukan penerapan standar industri yang menitikberatkan pada upaya efisiensi bahan baku, air dan energi, diversifikasi energi, eco-design dan teknologi rendah karbon dengan sasaran peningkatan produktivitas dan minimalisasi limbah.

Pada saat ini, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas nasional masing-masing sebesar 7,93 juta ton/tahun untuk pulp dan 12,98 juta ton/tahun untuk kertas dengan realisasi produksi 6,4 juta ton/tahun pulp dan 10,4 ton/tahun kertas.

Sementara itu, kinerja ekspor pulp dan kertas masing-masing sebesar 3,50 juta ton pulp dengan nilai sebesar 1,72 miliar dolar AS dan 4,35 juta ton kertas dengan nilai sebesar 3,75 miliar dolar AS. Sedangkan impor pulp dan kertas masing-masing sebesar 1,62 juta ton pulp dengan nilai sebesar 1,27 miliar dolar AS dan 0,72 juta ton kertas dengan nilai sebesar 1,36 miliar dolar AS.

Bila dilihat dari peluang pasar dunia dan dalam negeri, saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta ton pada tahun 2020.

“Kebutuhan kertas dunia pun diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 2,1 persen per tahun. Selain itu, peluang pasar industri kertas dan percetakan dalam negeri terbuka untuk ditingkatkan dengan pertimbangan konsumsi kertas per kapita di Indonesia masih rendah sekitar 32,6 kg,” papar Menperin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement