REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredarnya isu dugaan adanya beras sintetis tak lepas dari laporan seorang warga Kota Bekasi, Dewi Septiani (29). Pedagang nasi uduk dan bubur ayam di Ruko GT Grande blok F 19 Nomor 37 RT 01/RW 23, Perumahan Mutiara Gading Timur, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi tersebut menemukan dugaan adanya beras sintetis.
Dewi mengaku membeli beras sebanyak enam liter kepada pedagang langganannya pada 13 Mei 2015. Beras itu digunakan untuk persiapan dagang beberapa hari. Kemudian, pada 17 Mei 2015 adik Dewi memasak setengah liter beras untuk konsumsi. Namun, adiknya menyampaikan kepada Dewi rasa berasnya berbeda serta membuat perut mulas setelah makan beras itu.
Keesokan harinya, Dewi mencoba sendiri memasak beras tersebut untuk dijadikan bubur. Namun, setelah ditunggu satu jam, berasnya tak kunjung jadi bubur. Dia menunggu sampai dua jam, hasilnya nihil. Menurutnya, beras itu tidak mau menyatu dengan air. Sedangkan saat dimasak untuk dijadikan nasi uduk, nasinya benyek, baunya berbeda dan saat dimakan getir.
"Kenapa saya yakin itu beras palsu? Beberapa hari sebelumnya, saya nonton video di youtube dan berita di media, ada beredar beras palstik dari Cina dan ciri-cirinya seperti itu, kesimpulan saya di situ," jelas Dewi dalam talkshow di Hotel Double Three Jakarta, Sabtu (23/5).
Dewi menjelaskan, ciri-ciri khusus dari beras yang dia beli tersebut. Menurutnya, secara kasat mata memang tidak terlihat jelas. Tapi jika ditaruh di bawah sinar matahari langsung, beras yang diduga sintetis berwarna cerah tanpa ada guratan. Berbeda dengan beras asli yang ada guratan dan mata putih. Terkait ukuran hampir sama tapi beras yang diduga sintetis lebih ramping sedikit. Warnanya juga hampir sama namun tanpa guratan putih. Selain itu, Dewi juga melakukan uji coba sederhana untuk meyakinkan keaslian beras tersebut. Saat beras tersebut ditaruh di atas permukaan setrika yang panas, Dewi mengungkapkan sekitar 30 persen beras menempel pada setrika. "Setelah disetrika warnanya berubah kuning kecoklatan dan baunya seperti plastik terbakar," ujarnya.
Setelah kejadian itu, dia memposting temuannya di media sosial dan mendapat respons cepat dari media dan pihak berwajib. Sisa beras yang dia beli sebagian dimasak lagi sebagai bukti kepada media. Dan sisanya disita pihak Kepolisian.