REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca dibubarkannya Pertamina Energy Trading Limited atau Petral, Integrated Supply Chain (ISC) yang mengambil alih fungsinya. Di bawah Pertamina, ISC diyakini bisa melakukan pengadaan minyak mentah lebih transparan. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said merasa belum puas sampai ada restrukrisasi ISC secara masif.
Menurutnya, pelaku di dalam ISC masih ada beberapa yang merupakan pelaku lama yang masih berpotensi membuka jalan bagi mafia migas.
Hal ini diungkapkan Sudirman dalam wawancara khususnya dengan Republika, Rabu (20/5). Sudirman dengan jujur mengaku belum yakin ISC bisa menjalankan fungsi lama Petral dengan lebih bersih.
"Belum yakin selama lapisan lapisan ISC belum diganti oleh orang orang yang bersih. Saat ini belum sepenuhnya bersih. Karena belum ada pergantian yang masif. Lapis lapis yang dulu jalankan itu. ISC harus lakukan restrukturisasi secara masif. Dan itu jadi perhatian saya juga," jelas Sudirman.
Lebih lanjut, Sudirman menyebut target ke depan dalam menjamin jejak mafia migas agar terhenti adalah penataan organisasi pemerintahan dan stake holder yang bersih. Selain itu, lanjutnya, menjadi tugasnya adalah melakukan pengawasan dan audit yang lebih ketat.
"Nata organisasi juga tidak bisa sepotong sepotong. Jadi begitu orang diinstal, diawasi terus menerus, diaudit dan gimana caranya dijaga," ujarnya.
Dia meyakini, apabila seluruh lapisan pemerintah menjaga komitmen seperti saat ini, maka semua gerakan mafia migas akan terhenti.
"Kalau dari presiden, wapres, dan menko, Menteri ESDM, Menteri BUMN, komut nya, sampai direksi Pertamina orang bersih semua, orang yang tidak punya kepentingan, rasanya main main di lapangan juga mikir," kata Sudirman lagi.
Untuk tahap awal ini, Sudirman yakin bahwa usahanya masih butuh upaya yang lebih kuat. Hanya saja, seiring jalannya waktu, maka dirinya yakin komitmen akan membuat segalanya lebih lancar.
"Mungkin awal awal masih coba coba tapi begitu melihat seluruh garis lurus dan kepemimpinan orang orang yang bener orang orang yang lurus, yang gituan lama lama akan hilang," lanjut Sudirman.
Selain mengubah struktur organisasi, Sudirman juga menambahkan satu poin penting adalah mengubah budaya yang terlanjur masuk ke dalam perilaku para pengambil kebijakan. Budaya, menurutnya, adalah inti agar perilaku negatif seperti pemburu rente bisa betul betul hilang.
"Yang paling bener adalah mengubah perilaku dengan budaya bukan dengan audit. Kalau tongkrongan begini dan yang tongkrongan pergi ya balik lagi. Tapi kalau dengan values itu lebih awet," ujarnya lagi.