REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/5) pagi, dibuka melemah tipis sebesar 0,90 poin seiring dengan sebagian pelaku pasar yang khawatir terhadap pelemahan ekonomi domestik.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI dibuka turun 0,90 poin atau 0,02 persen menjadi 5.236,90, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,23 poin (0,03 persen) ke level 908,89.
Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa masih adanya kekhawatiran atas pelemahan aktivitas ekonomi di dalam negeri yang dapat berujung pada penundaan ekspansi dan tidak tercapainya target penjualan emiten menjadi salah satu sentimen nagatif utama bagi pasar saham di dalam negeri.
"Kepercayaan akan 'sell on May' juga kami lihat masih terus membayangi pergerakan indeks BEI. Hari ini (19/5), pasar juga menanti keputusan Bank Indonesia seputar suku bunga acuan," katanya.
Fenomena "Sell on May" merupakan istilah di pasar saham yang memperingatkan investor untuk menjual guna menghindari penurunan musiman di pasar modal. Apalagi, data laporan keuangan perusahaan terbuka (emiten) pada Kuartal I rata-rata menurun.
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa IHSG masih berada dalam fase konsolidasi, arus dana asing keluar (capital outflow) juga masih terjadi, situasi itu menjadi salah satu penahan laju bursa saham di dalam negeri.
"Namun, kondisi perekonomian kita masih cukup stabil dan kepercayaan investor juga masih cukup tinggi. Bagi investor jangka panjang saat ini merupakan peluang untuk melakukan akumulasi pembelian karena dalam jangka panjang IHSG masih berada di jalur 'uptrend'," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 29,21 poin (0,11 persen) ke level 27.562,04, indeks Nikkei naik 135,29 poin (0,68 persen) ke level 20.025,56, dan Straits Times melemah 3,72 poin (0,11 persen) ke posisi 3.455,79.