REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara petinggi perusahaan migas Perancis, Total, pejabat terkait, dan Presiden Joko Widodo menghasilkan titik terang pengelolaan Blok Mahakam. Kesimpulan pengelolaan blok yang dikelola Total hampir 50 tahun itu akan selesai paling lambat tiga pekan lagi.
Namun, Total telah memberikan sinyal siap bekerjasama dengan Pertamina selama masa transisi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai, induk usaha Total E&P Indonesia, Total SA siap bekerjasama dengan Pertamina mengelola Blok Mahakam.
Menurut Sudirman, telah terjadi perkembangan positif dalam hubungan kerja sama antara Total dan Pertamina. ''Kepemimpinan tertinggi konfirmasi untuk kerja sama ke depan,'' kata dia dalam Konferensi Pers di Istana Negara seusai pertemuan pejabat terkait, Total, dan Presiden, Jumat (15/5).
CEO Total SA Patrick Pouyanne mengatakan, keinginannya untuk tetap berinvestasi di Indonesia dan bekerjasama dengan perusahaan nasional telah disampaikan kepada Presiden Jokowi.
Menurut Patrick, Presiden telah membuka pintu bagi Total untuk terus berinvestasi di Indonesia. Rincian kerja sama akan diberikan pada waktu mendatang. Saat ini sedang proses pencarian solusi terbaik.
Patrick menyebutkan, setiap tahun sekitar 1,5 sampai dengan dua miliar dolar AS diinvestasikan Total di Indonesia. Karena itu, kepastian masa depan blok Mahakam menjadi krusial dalam berinvestasi.
Dia menghargai permintaan Presiden Jokowi terkait Total sebagai rekan bisnis Indonesia. ''Kami siap kerja sama dengan Pertamina untuk masa depan Blok Mahakam,'' ujar dia.
Sudirman menuturkan, kedua belah pihak telah pamah untuk menjaga kelangsungan produksi migas di Blok Mahakam. Formula kerja sama pada masa transisi masih dikaji.
Patrick menegaskan, pertemuan tadi membahas visi setelah kontrak Blok Mahakam usai pada 23 Desember 2017. ''Kontrak yang ada sekarang akan dijalankan sampai selesai 2017 dan kita akan memasuki periode baru,'' ujar dia.