REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla di sektor ekonomi menunjukkan grafik negatif dengan pertumbuhan hanya di level 4,7 persen.
Mantan Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu II Hatta Rajasa menegaskan bahwa perlu kerja keras dari pemerintah untuk merespons situasi ini.
Menanggapi situasi yang tidak menguntungkan ini, Hatta meyakinkan pemerintah untuk percaya pada kemampuan pelaku ekonomi kecil dan menengah sebagai penyelamat di saat resesi.
“Kita lihat pada krisis 1998 lalu, sektor UMKM yang menjadi sabuk pengaman, sehingga ekonomi kita tidak sampai kolaps,” ujar Hatta dalam acara penutupan Pameran Produk Pembangunan yang dihelat Gerakan Dari Perempuan untuk Bangsa (DPUB) di Jakarta Jumat (15/5).
Lebih lanjut, Hatta menambahkan, pemerintah Jokowi harus melanjutkan program-program yang berorientasi pada rakyat, khususnya pelaku UMKM.
“Pembangunan tol laut dan infrastruktur lainnya penting, tapi memperkuat Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pelaku usaha bawah juga tak kalah mendesak. Jelas dengan UMKM yang kuat, banyak tenaga kerja terserap dan ekonomi selamat. Banyak bukti di negara lain juga yang menegaskan pentingnya UMKM itu,” ujar mantan Ketua Umum PAN itu.
Seperti yang terlihat di lokasi pameran DPUB, banyak UMKM yang menangguk untung besar dalam tiga hari pameran. Salah satu pedagang batik, Agus mengaku, dalam sehari membukukan transaksi di atas Rp 50 juta.
“Hal tersebut membuktikan UMKM juga profitable. Jadi tak bisa dipandang sebelah mata,” kata Hatta.
DPUB sendiri merupakan gerakan perempuan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Dari pemantauan DPUB, banyak pelaku UMKM, khususnya perempuan belum memiliki kemampuan manajemen dan pemasaran yang baik.
"Justru itulah dalam pameran tiga hari ini banyak pelatihan yang diberikan gratis kepada pelaku UMKM agar mereka ‘naik kelas’ dan bisa bersaing di regional ASEAN," ulas Ketua DPUB Okke Rajasa.