Kamis 14 May 2015 18:07 WIB

Pembubaran Petral Dinilai tak Efektif

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Satya Festiani
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait proses penghentian kegiatan Petral
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kiri) dan Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait proses penghentian kegiatan Petral

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembubaran anak usaha PT Pertamina (Persero) di bidang perdagangan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) dinilai tidak efektif. Pasalnya, para pemimpin Integrated Supply Chain (ISC) banyak yang mantan Petral.

Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies Marwan Batubara mengatakan, tata kelola migas harus dibenahi di Pertamina. ''Istana juga harus berbenah,'' kata dia kepada Republika, Kamis (14/5).

Menurut Marwan, penumpasan mafia migas tidak hanya bisa difokuskan di Pertamina. Namun, ke seluruh lini yang bersinggungan dengan kegiatan migas.

Dia menerangkan, karena itu istana atau Presiden Joko Widodo harus menunjukkan keseriusan dalam memberantas mafia migas pula.

Marwan menegaskan, para petinggi di ISC harus dipastikan bersih dari kegiatan mafia migas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement