REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan PT Adaro Energy Tbk menjalin kerjasama strategis dalam hal pasokan BBM dan pemanfaatan storage BBM. Penandatanganan kerjasama sendiri dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto dan Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir.
Untuk tahap awal, kerjasama diwujudkan dalam bentuk penyediaan pasokan BBM jenis solar dari Pertamina kepada Adaro sebesar 550 ribu kilo liter dengan total nilai Rp 7 triliun. Selain itu, kerjasama ini juga menyebutkan pemanfaatan storage BBM yang dimiliki oleh Adaro di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menyebut bahwa ke depannya kerjasama ini akan diperluas, lebih dari kerjasama terkait pasokan dan storage. Dia menyebut, kerjasama ini menjadi satu pionir sebagai bentuk kerjasama antara BUMN dan swasta.
"Kerja sama ini digunakan untuk pemanfaatan dan dimungkinkan diperluas untuk pengamanan supply chain dan jadi salah satu langkah yang diarahkan untuk tingkatkan cadangan kita. Kontrak ini berlangsung selama 10 tahun," ujar Dwi.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menyebut, kerjasama ini sebagai bukti bahwa antara perusahaan nasional bisa saling bekerjasama. Untuk kerjasama terkait pemanfaatan storage BBM di Kalimantan Selatan, dia menyatakan akan membicarakan lebih jauh dengan Pertamina dan Pelindo. Garibaldi belum bisa menyebut kapasitas storage yang akan digunakan oleh Pertamina.
"Adaro butuhkan security, supply, dan pertamina butuh pasar. Ada sinergi sinergi yang bisa dibicarakan," ujarnya.