Kamis 14 May 2015 16:20 WIB

Optimalisasi Infrastuktur BBM, Pertamina Gandeng Adaro

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) dan Presdir PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (kiri) usai penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Rabu (13/5). (Republ
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan), Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) dan Presdir PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir (kiri) usai penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Rabu (13/5). (Republ

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menghadiri penandatanganan perjanjian kerjasama strategis antara PT Pertamina (Persero) dan PT Adaro Energy Tbk. Penandatanganan kerjasama sendiri dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto dan Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir.

Untuk tahap awal, kerjasama diwujudkan dalam bentuk penyediaan pasokan BBM jenis solar dari Pertamina kepada Adaro sebesar 550 ribu kilo liter dengan total nilai Rp 7 triliun. Selain itu, kerjasama ini juga menyebutkan pemanfaatan storage BBM yang dimiliki oleh Adaro di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Dalam sambutannya, Menteri ESDM menjelaskan bahwa cadangan nasional yang bertumpu pada cadangan operasional BBM yang dikelola oleh Pertamina baru sekitar 22 hari. Seiring dengan upaya peningkatan ketahanan energi nasional, salah satunya dengab kerjasama ini, cadangan nasional harus dapat ditingkatkan menjadi 30 hari. Syaratnya, infrastruktur BBM harus memadai.

Lebih lanjut, melalui kerjasama antara BUMN dan swasta ini, Sudirman menyebut bahwa pihaknya mendorong Pertamina untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur bahan bakar milik sendiri maupun milik perusahaan lain, baik BUMN atau swasta. Dia menambahkan, untuk mencapai tujuan ini dapat ditempuh dalam dua cara, dengan melakukan investasi baru baik oleh Pertamina maupun swasta.

"Semakin banyak fasilitas yang terpasang, baik BUMN dan swasta digunakan secra sinergi, maka akan berikan manfaat. Ini adalah upaya untuk peningkatan cadangan nasional," jelas Sudirman, Rabu (13/5).

Selain itu, Sudirman juga menyebut, pemerintah juga telah mengindentifikasi beberapa infrastruktur penyimpanan bahan bakar yang dapat dimanfaatkan oleh Pertamina. Antara lain adalah tangki penyimpangan milik PLN yang tidak terpakai seiring konversi BBM ke gas.

"Kerjasama antara Pertamina dan Adaro ini akan menjadi model untuk diterapkan dalam upaya pemanfaatan infrastruktur yang idle milik perusahaan lain untuk meningkatkan ketahanan energi nasional," ujar Sudirman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement