Kamis 14 May 2015 15:29 WIB

Tekan NPF, Muamalat Selektif Pembiayaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Ekonomi Syariah Solusi Krisis Global: Nasabah berada di kantor Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (9/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ekonomi Syariah Solusi Krisis Global: Nasabah berada di kantor Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah (NPF), Bank Muamalat Indonesia lebih selektif melakukan pembiayaan.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Muamalat Evi Afiatin Ismail menuturkan, sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yang kurang mendukung, perbankan syariah maupun konvensional sama-sama tertekan kualitas pembiayaannya.

Muamalat sendiri melihat, kondisi ekonomi yang kurang mendukung ini sebagai sarana untuk membenahi diri agar lebih siap menjawab tantangan ke depan, terutama menjelang MEA.

''Ini  kesempatan bagi kami untuk konsolidasi sejenak, meningkatkan kemampuan manajemen risiko, keahlian pembiayaan dan opersional perbankan. Pembiayaan tahun ini tidak ditahan, tapi lebih selektif pada yang bagus kualitasnya,'' papar Evi, Rabu (13/5).

Untuk menekan NPF, Muamalat tetap akan melakukan beberapa langkah termasuk melakukan penagihan, restrukturisasi, dan peningkatan pencadangan pembiayaan. Kontribusi NPF terbesar disumbang dari sektor komoditas.

Karena itu, seperti tahun sebelumnya Muamalat akan selektif untuk pembiayaan sektor komoditas dan migas, tapi tidak berhenti. Pembiayaan konsumer pun masih fokus pembiayaan rumah, ritel dan akan mulai masuk ke mikro.

''Dengan pengalaman yang dimiliki, sudah saatnya Muamalat masuk ke pembiayaan mikro,'' ungkap Evi.

Meski begitu, Evi mengungkapkan tidak ada revisi rencana bisnis, tapi selektif memilih sektor yang dibiayai. Pendanaan dan pembiayaan Muamalat para 2015 ini masing-masing sekitar Rp 50 triliun dengan FDR 95-97 persen.

Direktur Keuangan Bank Muamalat Hendiarto mengungkapkan, di triwulan pertama 2015 ini, NPF gross Muamalat sebesar 5,6 persen dan NPF net 4,13 persen. Hingga akhir 2015 NPF gross diharapkan bisa ditekan hingga 4,9 persen dan NPF net 3,3 persen.

Pembiayaan di triwulan pertama pun sedikit turun. Pembiayaan per Desember 2014 sebesar Rp 43 Triliun dan triwulan satu 2015 pembiayaan mencapai Rp 42 triliun. Muamalat menargetkan pertumbuhan 15 persen pada 2015 ini, tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan 2014 sebesar 16 persen.

Diakuinya, dalam lima terakhir perbankan syariah tumbuh terlalu cepat dan kini saatnya untuk konsolidasi. ''Pada saat industri sedang tidak begitu agresif, Muamalat melakukan konsolidasi memperbaiki infrastruktur, proses pemberian pembiayaan, dan hal-hal lain,'' kata Hendi.

Ekonomi nasional yang melambat berpengaruh pada jumlah pembiayaan yang turun sehingga NPF secara relatif juga terlihat membesar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement