REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka), hari ini, Selasa (12/5) menggelar paparan publik (Public Expose) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) yang akan dilakukan pada pertengahan Juni 2015.
Merdeka merupakan perusahaan tambang mineral pertama di Indonesia yang belum berproduksi yang berkesempatan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan akan memulai produksi pada lapisan oksida yang menghasilkan emas dan perak secara komersial pada tahun 2016 dengan produksi bijih rata-rata sebesar tiga juta ton per tahun.
Targetnya adalah meraih produksi tahunan emas hingga 90 ribu oz dan perak hingga sejuta oz. Sumber daya mineral milik Merdeka berupa emas, perak dan tembaga berada di Proyek Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada lapisan oksidasi dan porfiri memiliki sumber daya mineral dalam jumlah besar untuk mendukung umur tambang dalam jangka waktu yang panjang, sehingga dapat melindungi Perseroan terhadap volatilitas harga emas dan tembaga dari tahun ke tahun. Jumlah sumber daya mineral ini menempatkan Merdeka sebagai perusahaan tambang mineral di Indonesia yang berkelas dunia.
Komisaris Merdeka Edwin Soeryadjaya bersyukur Merdeka dapat segera menjadi bagian dari perusahaan publik. Ia percaya keputusan ini akan menjadikan Merdeka sebagai perusahaan tambang mineral yang memberikan nilai tambah yang optimal kepada para stakeholders dan shareholders dalam jangka panjang.
Sementara, Presiden Direktur Merdeka, Adi Adriansyah Sjoekri menjelaskan, langkah Merdeka melakukan IPO ini merupakan bagian dari strategi Perseroan untuk memperkuat visi sebagai perusahaan tambang mineral kelas dunia yang dimiliki oleh entitas bisnis terkemuka di Indonesia. “IPO merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing Merdeka dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Kami yakin dengan aset dan prospek bisnis yang sangat baik, aksi korporasi ini akan mendapat respon positif dari para investor," jelas Adi seusai Public Expose, di Jakarta, Selasa (12/5).
Melalui IPO Merdeka akan memiliki ruang yang lebih luas dan fleksibel dalam mengembangkan perusahaan dengan dukungan sumber pendanaan yang lebih baik. Langkah korporasi ini juga akan memastikan bahwa Merdeka akan selalu menjalankan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG). Sehingga dengan fundamental bisnis yang solid dan didukung oleh sumber daya manusia terbaik dan profesional, Merdeka dapat mengelola bisnis secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Dalam IPO ini Merdeka akan menawarkan sebanyak-banyaknya 874.363.644 saham baru atau 21,7 persen dari total saham Perseroan kepada publik dengan rentang harga sebesar Rp 1.800 – Rp 2.100 per saham. Masa penawaran saham akan berlangsung dari tanggal 4 - 8 Juni 2015.
Dana bersih dari hasil IPO ini akan digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk disalurkan ke entitas anak PT Bumi Suksesindo (BSI) yang sahamnya dimiliki 99,9 persen oleh Merdeka. Dana tersebut selanjutnya akan digunakan BSI untuk belanja modal sekitar 50 persen, untuk pelunasan utang sekitar 40 persen dan modal kerja sebesar 10 persen.
Untuk mendukung keberhasilan IPO ini, Merdeka telah menunjuk PT Indopremier Securities dan PT Bahana Securities bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi Saham (Joint Lead Underwriter atau JLU). Kedua JLU memberikan kesanggupan penuh terhadap seluruh saham yang ditawarkan.
Berdasarkan Resource Estimation of the Tujuh Bukit Project, Eastern Java, Indonesia tanggal 15 Oktober 2014 yang disusun oleh H & SC Consultants Pty Ltd sesuai JORC Code, Proyek Tujuh Bukit memiliki sumber daya mineral yang sangat besar. Pada lapisan Oksida terdapat sebesar 90.904.346 ton mineral yang terdiri dari 2.142.064 oz emas pada konsentrasi 0,73 gram/ton Au dan 75.129.831 oz perak pada konsentrasi 25,71 gram/ton Ag. Sementara di lapisan Porfiri terdapat sebanyak 19.285.451.933 lbs tembaga dan 28.124.630 oz emas.
Untuk menjamin kegiatan operasi dan produksi dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam jangka panjang, Merdeka menerapkan teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Melalui pemilihan metode heap leach, proses produksi akan menjadi lebih efisien dengan kebutuhan modal investasi dan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan tambang berukuran sebanding yang mengolah emas menggunakan metode Carbon-In-Leach (CIL).
Menurut Adi, selain menggunakan teknologi tinggi, dalam menjalankan bisnis, Merdeka akan selalu menjunjung kearifan lokal, mengoptimalkan sumber daya lokal dan berkomitmen untuk turut berkontribusi secara positif bagi perekonomian di daerah tambang dan nasional. “Kami berharap beroperasinya Merdeka dapat menjadi bagian penting bagi perekonomian masyarakat dan Indonesia," tegas Adi.