REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah berencana untuk membawa Indonesia lagi ke dalam keanggotaan Organisasi Negara Eksportir Minyak atau OPEC. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengaku sepakat dengan rencana ini, karena dengan bergabung lagi dengan OPEC maka Indonesia bisa mengambil satu peran dalam Organisasi ini.
Hanya saja, sebagai negara yang tidak lagi ekspor minyak dalam skala besar, ada satu syarat yang menurut Sofyan harus dipenuhi. Dia mengatakan, Indonesia harus bisa menemukan cadangan minyak baru untuk bisa bergabung penuh ke dalam OPEC.
“Kalau kita dapat minyak lagi kenapa tidak. (Masalahnya) Minyaknya belum kita temukan (sekarang),” kata Sofyan, Senin (11/5).
Hanya saja, Sofyan sendiri menilai untuk tahap awal tidak ada salahnya apabila Indonesia bergabung sebagai pengamat atau observer. “Kita kan jadi tahu. Diskusi-diskusi kita hadir. Dalam rapat-rapat kita hadir,” katanya.
Dengan menjadi observer, Sofyan melanjutkan, Indonesia bisa mengetahui perkembangan pasar minyak dunia. Meski sebagai observer Indonesia tidak mempunyai hak suara, namun Indonesia masih mempunyai hak bicara.
“Kalau jadi anggota beneran, saya pikir ada anggaran dasarnya dan (Indonesia) punya hak suara,” lanjut Sofyan.
Sebelumnya ide untuk bergabung lagi dengan OPEC dilontarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Sudirman menilai dengan bergabung dengan OPEC maka Indonesia bisa lebih dekat dengan pasar.
Indonesia sendiri bergabung dengan OPEC sejak 1960 namun memutuskan untuk keluar pada 2008, setelah negara ini tidak mampu lalui memenuhi target produksi.