REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Managing Director dari National Iranian Oil Products Distribution Company (NIOPDC), Nasser Sajjadi mengaku saat ini prioritas utama Iran adalah menaikkan ekspor minyak ke Irak dan Afghanistan. Rencana ini, ia akui, dikutip dari Mehr News Agency, sebagai salah satu kontrol dari meningkatnya penyeludupan minyak ke luar negeri.
Ketika disinggung soal kenaikan impor bahan bakar diesel di Irak sebanyak 10 juta liter per hari, ia mengatakan memang ada kontrak baru. Ia menyebut memang ada kesepakatan baru mengenai ekspor enam juta liter diesel ke Irak Utara dan dua juta kerosin ke wilayah Kurdistan di Irak.
Ia juga menambahkan, baik Pemerintah di Teheran dan Kabul juga sudah menyetujui kesepakatan pengiriman satu juta liter diesel per hari ke Afghanistan. Lagipula, ucap dia ada surplus gas sebesar 100 juta kubik meter untuk saat ini. Selain itu diprediksi bakal ada kenaikan 100 juta kubik meter pada 19 Maret 2016.
Ia menggaris bawahi saat ini Iran surplus produksi minyak sebesar 15 juta liter diesel dan kerosin. Angka tersebut menurut dia siap dilepas ke pasar internasional.