Sabtu 09 May 2015 10:57 WIB

Ekspor Cina Masih Lemah

Rep: c87/ Red: Ani Nursalikah
Pertumbuhan ekonomi Cina melambat.
Foto: Reuters
Pertumbuhan ekonomi Cina melambat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli ekonomi Cina dari IHS Global Insight Brian Jackson menyatakan, data perdagangan Cina jatuh sekali lagi pada April.  Nominal ekspor yang telah dikontrak 6,4 persen year on year, lebih lambat dari penyusutan Maret.

Ekspor ke AS tumbuh 3,1 persen, namun turun tajam ke mitra utama lainnya seperti Uni Eropa, Hong Kong, dan ASEAN. Impor dikontrak sebesar 16,3 persen pada April, lebih cepat daripada kontraksi pada Maret.

Mitra impor utama di Eropa dan Asia melihat derajat lebih kecil kontraksi. Akibatnya, neraca perdagangan Cina naik ke 34.1 miliar dolar AS, dibandingkan dengan 3.1 miliar dolar AS pada Maret. Rata-rata neraca perdagangan bulanan Cina pada 2014 adalah 31.8 miliar dolar AS.

“Alasan utama untuk pertumbuhan ekspor masih lemah adalah nilai tukar Cina sebagian dipengaruhi oleh dolar AS,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (8/5).

Diperkirakan, kinerja ekspor Cina akan tetap tidak menentu, sebagai pembeda kondisi ekonomi dalam jangkauan mitra dagang terus merata berdampak pada persaingan Cina. Akibatnya, pemerintah pusat Cina kemungkinan akan memperpanjang dan memperluas rabat pajak dan kebijakan fiskal lainnya untuk mendukung sektor ekspor, yang tetap menjadi sumber penting dari pekerjaan di beberapa daerah.

Selain itu, IHS mengharapkan kebijakan moneter untuk memudahkan lanjut, dengan tingkat suku bunga baru dipotong pada akhir kuartal kedua.

Data perdagangan terbaru menambah bukti terus kelemahan dalam perekonomian Cina setelah kuartal pertama. IHS mengharapkan Cina tumbuh 6,5 persen pada 2015, dibandingkan dengan pertumbuhan 7 persen selama kuartal pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement