REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said berencana untuk membawa Indonesia bergabung lagi ke dalam Organisasi Negara Eksportir Minyak atau OPEC. Sudirman menilai, setelah keluar dari OPEC pada 2008 Indonesia tidak bisa mengikuti dinamika perkembangan pasar minyak dunia.
Senada dengan Menteri Sudirman, Ketua Asosiasi Perminyakan Indonesia Craig Stewart menyebut bahwa dengan bergabung kembali ke dalam OPEC, Indonesia bisa mendapat pemahaman lebih terkait kondisi pasar.
"Semakin dekat dengan pasar, kita bisa mengerti industri migas lebih baik," jelas Craig, Jumat (8/5).
Kebijakan pemerintah untuk bergabung kembali dengan OPEC, menurut Craig, adalah bentuk upaya pemerintah untuk menjadikan industri migas yang berkelanjutan.
Namun, Craig sendiri menggarisbawahi bahwa bergabung dengan OPEC harus dibarengi dengan upaya serius dari kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk memperbaiki birokrasi, dan ketegasan serta kecepatan dan mengambil keputusan.
"Faktor internal ini tak kalah penting dengan OPEC. Hal ini juga bisa meningkatkan performa industri migas," ujarnya.
Indonesia sendiri telah bergabung dengan OPEC sejak 1962, dua tahun setelah OPEC didirikan. Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang bergabung ke dalam OPEC selama lebih cari 40 tahun, hingga akhirnya Indonesia memutuskan untuk keluar pada 2008.
Dengan kondisi Indonesia yang menyandang status nett importir sejak 2003, saat itu Indonesia dinilai tak pantas lagi bergabung ke dalam OPEC.