REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan, industri sepatu di dalam negeri ingin mengajak Cina dan Taiwan untuk berinvestasi bahan baku di Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan industri sepatu di kedua negara tersebut sangat besar dan sudah memegang pangsa pasar dunia.
Eddy menambahkan, impor alas kaki dari Cina ke Indonesia menunjukkan penurunan yang sangat tajam. Pasalnya, di Cina terjadi pergeseran bidang industri dari industri padat karya ke industri teknologi tinggi.
Oleh karena itu Aprisindo berharap pemerintah dapat menawarkan kepada Cina dan negara-negara di Asia Tenggara agar dapat menanamkan modalnya di sektor industri pendukung dan penolong alas kaki di Indonesia. Dengan demikian dapat mendukung peningkatan produksi alas kaki di dalam negeri.
"Kerjasama Indonesia-Cina khusus alas kaki sampai saat ini belum ada, dan bahan baku di Cina paling bagus mulai dari asesoris dan karetnya," kata Eddy di Jakarta, Jumat (8/5).
Dengan adanya investasi tersebut, maka industri alas kaki tidak akan kesulitan dalam mengimpor bahan baku. Selama ini terbatasnya ketersediaan bahan baku kulit menjadi persoalan penting bagi industri alas kaki. Belum lagi adanya proses atau prosedur karantina terhadap impor kulit sehingga memerlukan waktu dan biaya.
Untuk memperdalam kerja sama tersebut, akan dibentuk sebuah tim yang terdiri dari investor Cina, pemerintah Indonesia, dan asosiasi. Menurut Eddy, pembentukan tim akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Eddy mengatakan, apabila pemerintah Indonesia bisa memberikan sesuatu yang baik maka ada peluang 100 pabrik di sektor industri penolong yang didirikan dengan total investasi sebesar tiga miliar dolar AS.