Kamis 07 May 2015 20:31 WIB

Cabut Subsidi Gas Melon Jadi Solusi Disparitas Harga, Benarkah?

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja memindahkan sejumlah tabung gas 3 kilogram di salah satu agen di Jakarta, Senin (2/3).
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja memindahkan sejumlah tabung gas 3 kilogram di salah satu agen di Jakarta, Senin (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Disparitas harga elpiji ukuran 12 kg dan 3 kg masih begitu tinggi. Harga elpiji 3 kg yang masih disubsidi pemerintah jelas saja jauh lebih murah dibanding dengan elpiji 12 kg. Kondisi ini, akan menciptakan gelombang migrasi konsumen dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, ada dua solusi ampuh untuk menghilangkan disparitas harga ini. Pertama, jelas Sudirman, adalah memanfaatkan kartu-kartu subsidi yang diterbitkan oleh pemerintahan Jokowi untuk menyalurkan subsidi yang selama ini disalurkan melalui elpiji 3 kg.

Artinya, subsidi pada elpiji 3 kg dihapus dan sebagai gantinya akan disalurkan secara tunai dengan kartu yang sudah ada.

"Kalau seluruh kartu-kartu yang digunakan untuk menjadi channel bagi subsidi rakyat itu selesai dan datanya solid, maka sebetulnya harga bukan jadi masalah. Harga akan jadi harga tunggal. Dan hal subsidi akan dichannelkan untuk kartu kartu itu. Itu saya sebut solusi permanen," jelas Sudirman, Kamis (7/5).

Sudirman sendiri mengaku akan berkoordinasi dengan Menteri PMK Puan Maharani untuk mematangkan rencana ini. Dengan diterapkan solusi ini, maka nantinya harga elpiji 12 kg dan 3 kg akan disamakan.

Rakyat miskin akan mendapat hak subsidi langsung melalui kartu indonesia sejahtera. Hal ini sebetulnya sama dengan penerapan pada BBM jenis premium.

"Nah kedua, akan selesai ketika gas kota dikonversikan menjadi jaringan city gas. Sehingga kerepotan mengenai LPG segala macam yang pakai botol akan selesai. Itu sekali lagi tidak bisa cepet," ujar Sudirman.

Sehingga, bila kedua solusi di atas diterapkan, Sudirman meyakini permasalahan disparitas harga akan segera usai. Namun Sudirman mengaku untuk mewujudkan keduanya masih butuh waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement