Rabu 06 May 2015 23:34 WIB

Dampak Keterlambatan Perekonomian di Bidang Perbankan

Rep: C91/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Bank Permata Tbk, Roy Arman Arfandy mengaku merasakan keterlambatan ekonomi pada tiga bulan pertama 2015 ini. Ia menambahkan, penurunannya pun cukup signifikan dibandingkan kuartal tahun lalu.

"Tiga bulan pertama ini kita bertemu nasabah kami dan mereka katakan mengalami penurunan dalam bisnis. Terjadi pada semua segmen misalnya sektor semen, sektor makanan dan minuman juga turun," jelasnya kepada wartawan di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu, (6/5).

Ia menambahkan, sektor properti pun turun dalam hal unit. Sehingga otomatis membuat ekonomi jadi melambat. Di bidang perbankan sendiri, ia mengungkapkan pertumbuhan kredit sangat rendah hanya sekitar satu sampai dua persen dibandingkan Desember lalu.

Meski begitu, ia berharap di kuartal kedua perekonomian Indonesia lebih baik. "Kita berharap terus terang, kuartal kedua pemerintah lebih aktif dalam menyalurkan pendanaan ke sektor infrastruktur, sehingga nanti di semester kedua perputaran ekonomi bisa lebih kenceng," katanya.

Sedangkan untuk revisi kredit, ia mengatakan Bank Permata sudah cukup konservatif dari tahun lalu. Baginya, perlambatan ekonomi di 2015 sudah diprediksinya sejak tahun lalu, maka dirinya hanya menargetkan 10 persen pertumbuhan ekonomi di tahun ini.

Ia berpendapat, kemungkinan di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi belum naik secara drastis. Hanya saja di semester kedua atau kuartal ketiga baru mulai terasa kenaikannya.

"Di kuartal kedua ini saya lihat akan lebih banyak didorong oleh infrastruktur di mana sebagian pendanaannya kita harapkan dari pemerintah," tutur Roy. Menurutnya, sektor energi masih memiliki peluang ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement