REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, kontrak PT Freeport akan segera habis. Ia berharap, nantinya PT Aneka Tambang (Antam) Persero, Tbk dapat mengambil alih ekspolitasi lahan tersebut.
"Antam adalah perusahaan yang paling relevan," katanya dalam diskusi forum legislasi RUU Minerba di kompleks gedung parlemen, Senayan, Selasa (5/5).
Manurutnya, hal itu harus segera ditentukan mengingat kontrak PT Freeport akan berakhir pada 2021. Karena pembahasan kontrak harus ditentukan dua tahun sebelum selesai masa kontrak, maka pada 2019 pemerintah sudah harus menentukan sikap terkait kontrak tersebut.
Meskipun, jika pemerintah akan mengambil alih proyek itu, maka akan membutuhkan modal yang tidak sedikit. Marwan mengatakan, setidaknya proyek itu membutuhkan investasi smelter baru dan biaya penambangan bawah tanah atau underground mining dengan total nilai sekitar 10 miliar dolar AS.