Rabu 06 May 2015 02:35 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Penjelasannya

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BPS Suryamin (tengah), didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan (kiri), dan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Suharyanto memaparkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I, Jakarta, Selasa (5/5).(Republika/ Yasin Habib
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kepala BPS Suryamin (tengah), didampingi Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Wynandin Imawan (kiri), dan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Suharyanto memaparkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I, Jakarta, Selasa (5/5).(Republika/ Yasin Habib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015. BPS menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 hanya sebesar 4,71 persen, melambat dibanding periode yang sama tahun 2014 lalu yang mencapai 5,14 persen (konstan 2010) atau 5,21 persen (konstan 2000).

Kepala BPS Suryamin menyebut, perlambatan pertumbuhan ekonomi kali ini disebabkan dari sisi produksi maupun konsumsi. Dari sisi produksi, produksi pangan yang menurun ikut berpengaruh. Produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam. Selain itu, produksi minyak dan batu bara juga mengalami kontraksi atau penurunan sehingga kilang minyak juga tumbuh negatif.

"Salah satu penyebabnya adalah pengaruh dari sektor pertanian yang pada akhir triwulan 2012 bergeser ke tahun 2015. Dan juga panen terpecah. Sehingga kalau dibandingkan ada penurunan. Ini mendorong ke industri manufaktur yang hanya tumbuh 3,87 persen," jelas Suryamin, Selasa (5/5).

Penyebab lainnya, adalah distribusi perdagangan yang melambat akibat penurunan pasokan barang impor. Suryamin menyebut, terjadi penurunan impor baik untuk barang modal, bahan baku atau penolong, serta barang konsumsi. BPS juga mencatat impor pada kuartal I 2015 turun 2,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi produksi, perlambatan pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi disebabkan oleh terlambatnya realisasi belanja infrastruktur.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, Suryamin menjelaskan setidaknya ada sejumlah penyebab, termasuk komponen pengeluaran yang rendah, dan pengeluaran konsumsi yang melambat.

Selain itu ekspor batang yang menurun juga ditengarai menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ekspor anjlok karena turunnya harga komoditas serta melambatnya perekonomian negara mitra dagang utama Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement