Senin 04 May 2015 02:00 WIB

Penjualan Properti Lesu, Masyarakat Beralih ke Sektor Produktif

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pameran Properti: Pengunjung mengamati miniatur rumah pada pameran
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pameran Properti: Pengunjung mengamati miniatur rumah pada pameran "Housing and Furniture Expo 2015" di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (28/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Real Estate Indonesia melaporkan penjualan properti pada kuartal I 20155 turun hingga 50 persen akibat lesunya pertumbuhan ekonomi.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Edy Putra Irawadi menyebut hal itu terjadi karena masyarakat mengalihkan investasinya ke sektor produktif.

Edy mengatakan kegiatan ekonomi masyarakat memang agak lesu di sektor yang mengandung bahan atau komponen impor karena adanya turbulensi ekonomi global. Membaiknya ekonomi Amerika Serikat telah membuat mata uang negeri Paman Sam tersebut menguat sehingga berujung pada depresiasi nilai tukar rupiah.

Sektor-sektor seperti properti yang membutuhan bahan baku impor pun akhirnya mengalami kenaikan harga. Hal tersebut yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap sektor properti.

"Investasi masyarakat mulai beralih ke sektor produktif. Contohnya beralih ke industri olahan, restoran, perdagangan, perkebunan, dan logistik," kata Eddy melalui pesan singkat kepada Republika, Ahad (3/5).

Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy sebelumnya mengungkapkan penjualan poperti pada periode Januari-Maret 2014 turun hingga 50 persen. REI pun akhirnya merevisi target penjualan menjadi 10 persen dari sebelumnya 17 persen pada tahun ini.

"Saya perkirakan akan terus turun terutama di kota-kota besar. Ini memang karena ada pengaruh ekonomi global," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement