Sabtu 02 May 2015 10:37 WIB

Mata Uang AS Bangkit dari Titik Terendah

Petugas menghitung uang pecahan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/4).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang pecahan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS bangkit kembali dari tingkat terendah dalam sembilan pekan pada Jumat (Sabtu pagi WIB, 2/5), di tengah data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi.

Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada Jumat bahwa aktivitas manufaktur tetap tidak berubah pada April, dengan indeks manufaktur ISM tercatat 51,5, sama seperti bulan sebelumnya, gagal memenuhi konsensus pasar 52,0.

Sementara itu, sebuah laporan terpisah yang dirilis oleh perusahaan data keuangan Markit pada Jumat, menunjukkan angka awal Indeks Pembelian Manajer (PMI) untuk sektor manufaktur turun menjadi 54,1 pada April dari angka akhir 55,7 pada Maret.

Survei sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan angka akhir 95,9, naik dari posisi Maret di 93,0. Sementara itu, data belanja konstruksi untuk Maret yang dirilis oleh Departemen Perdagangan menunjukkan penurunan 0,6 persen.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,78 persen menjadi 95,342 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,1192 dolar dari 1,1253 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5133 dolar dari 1,5352 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun ke 0,7824 dolar dari 0,7916 dolar.

Dolar AS dibeli 120,28 yen Jepang, lebih tinggi dari 119,34 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9343 franc Swiss dari 0,9322 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2170 dolar Kanada dari 1,2090 dolar Kanada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement