REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Mulai tahun ini, pemerintah membuat aturan baru pengelolaan tabungan haji harus dikelola oleh perbankan syariah. Atura itu direspons Bank Mandiri dengan memigrasikan nasabah hajinya ke Bank Syariah Mandiri (BSM). Khusus di Jabar, jumlah yang bermigrasi dari Bank Mandiri ke BSM mencapai 18 ribu nasabah.
“Nasabah yang berasal dari Mandiri yang siap di migarsi se-Jabar ada 18 ribu orang. Dari jumlah itu, sebanyak 7.000 nasabah berasal dari Bandung Raya,” ujar Branch Manager BSM Cabang Bandung-Kopo, Ahmad Fauzie Nur, Selasa (28/4).
Guna melakukan migrasi nasabah itu, BSM terus berkoordinasi dengan Bank Mandiri sebagai induk. Saat ini, BSM sudah memiliki akses ke Siskohaj. Selain itu, semua nasabah tersebut, sudah dibukakan rekening BSM. “Tahap berikutnya, semua nasabah akan kami informasikan soal itu,” katanya.
Ahmad mengatakan, tahun ini, adalah tahun pertama proses migrasi tabungan haji dari Bank Mandiri ke BSM. Semua nasabah, tak perlu khawatir akan memperoleh kesulitan dengan proses migrasi ini.
Kata dia, BSM sudah membuat mapping untuk mengatur proses migrasi itu. Karenanya, nasabah tinggal menunggu informasi harus datang ke BSM mana. “Manti mereka cukup datang, tinggal eksekusi,” katanya.
Menurut Ahmad, semua nasabah yang akan naik haji dan masih dalam daftar tunggu, ke depan semuanya harus menggunakan perbankan syariah. Tentunya, dengan sistim ini, semua calon jamaah haji akan memiliki ketenangan dan berbagai kemudahan.
Kepala Cabang Bandung Ahmad Yani, Siti Sjafriah, mengatakan,BSM Bandung Raya terdiri atas empat cabang. Yakni, BSM Bandung, Bandung Ahmad Yani dan Bandung Kopo, dan BSM Cimahi. Keempat kantor cabang itu, memiliki 21 outlet yang melayani masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Dari sisi dana, kata dia, BSM Bandung Raya juga sedang gencar membidik kerja sama dengan instansi pemerintah seiring penunjukkan BSM sebagai Bank Operasional 2 (BO2) oleh Kementerian keuangan pada Januari 2015. “Saat ini, BSM telah bekerja sama dengan satuan kerja di bawah Kementerian Pekerjaan Umum,” ujarnya.
Selain itu, BSM juga telah menandatangani MoU dengan Kementerian Agama Kota Bandung untuk menyalurkan dana sertifikasi guru dan tunjangan fungsional. Jumlah guru di lingkungan Kota Bandung yang memperoleh dana sertifikasi dan tunjangan fungsional ini mencapai 3 ribu orang terdiri dari guru madrasah tsanawaiyah, ibtidaiyah dan aliyah. “Jadi, memang khusus madrasah yang dikelola Kemenag. Kalau guru di sekolah yang dikelola Kemdikbud, belum,” katanya.
Bidik pembiayaan cicil emas
Tak hanya itu, BSM Bandung Raya juga membidik pembiayaan ritel untuk tahun ini. Yakni, melalui produk pembiayaan gadai dan cicil emas. Perbankan ini juga melirik pembiayaan consume melalui produk pembiayaan pemilikan rumah (PPR BSM).
Menurut CEO Kanwil III, Oemar Topo, per posisi Maret 2015, pembiayaan gadai dan cicil emas BSM Bandung Raya mencapai Rp 92,904 miliar atau naik 1,33 persen dibandingkan pembiayaan gadai dan cicil emas per posisi Juni 2014sebesar Rp 91,68 miliar.
Sementara untuk pembiayaan consumer, per posisi Maret 2015 sebesar Rp 434,28 miliar. Angka ini, naik 0,90 persen dibandingkan pembiayaan consumer per posisi Juni 2014 yang nilainya mencapai Rp 430,39 miliar.
“Kami optimistis pembiayaan gadai, cicil emas dan consumer akan tumbuh baik seiring membaiknya perekonomian masyarakat,” ujar Oemar.
Oemar mengatakan, untuk meningkatkan penjualan produk gadai dan ciciil emas, BSM Bandung Raya menawarkan program menarik. Di antaranya biaya titip yang kompetitif, bebas antre dan pelayanan yang cepat. BSM juga, menawarkan insentif kepada nasabah yang merekomendasikan rekan atau keluarga untuk bergabung pada produk ini.