REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan furnitur PT Chitose Internasional Tbk bersiap untuk memperluas kapasitas produksi pabriknya di Cimahi, Jawa Barat. Pabrik keduanya ini akan menambah jumlah produksi sebesar 25 persen yakni sebanyak 30 ribu unit per bulan.
Selain penambahan kapasitas produksi, di lokasi yang sama Chitose juga akan membentuk gudang sebagai pusat penyimpanan utama untuk distribusi ke seluruh Indonesia.
Direktur Keuangan dan Administrasi PT Chitose Internasional Tbk, Fadjar Swatyas, mengatakan perusahaan akan menanamkan investasi sebesar Rp 21 miliar untuk pengembangan pabrik ini.
"Harapannya kapasitas produksi terpasang dapat meningkatkan hingga 25 persen secara bertahap dalam lima tahun ke depan," ujar Presiden Direktur PT Chitose Internasional Tbk, Dedie Suherlan, di Jakarta, Senin (27/4) menambahkan.
Dedie menuturkan kapasitas pabrik baru ini nantinya akan digunakan untuk memproduksi enam kategori utama produk Chitose. Sebagaimana perseroan juga secara serius membidik segmen hotel, banquet, dan pendidikan.
Selain itu, peningkatan produksi ini juga mendukung upaya perseroan membuka flagship shop di Surabaya. Direktur Pemasaran PT Chitose Internasional Tbk, Timotius Jusuf Paulus melanjutkan, flagship shop dibuka untuk membidik pasar ritel dan beberapa proyek di kawasan Indonesia timur.
"Saat ini masih dalam proses pembangunan tiga lantai lantai. Pembangunan dimulai awal Mei dan awal tahun depan sudah selesai," kata Timotius.
Tahun ini, Chitose menargetkan peningkatan pendapatan 10 persen. Sejumlah strategi dicanangkan antara lain meningkatkan penyerapan 400 jenis produk yang ada sekarang di pasar. Disaat yang sama perusahaan juga akan mengkaji ulang masa hidup produk, melanjutkan atau menghentikan produksi produk sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu perusahaan juga mulai fokus untuk membidik segmen hotel, banquet, dan pendidikan.
Selain itu, perusahaan juga akan memperluas jaringan pemasaran dengan penambahan jenis produk baru yang dibutuhkan konsumen. Pengembangan produk baru berbahan kayu. Menggandeng kerja sama dengan Jepang guna menyasar segmen high end serta mengembangkan merek baru.
"GDP Indonesia terbesar dan populasi terus tumbuh memberikan kesempatan bisnis besar. Dengan pertumbuhan ini keperluan furnitur rumah tangga dan kantor juga terus berkembang, peluang yang sangat besar," kata Timotius.
Timotius mengakui sejumlah faktor mempengaruhi bisnis Chitose di awal tahun 2015. Seperti kenaikan upah di Cimahi sebesar Rp 17,06 persen, pergerakan ekonomi yang masih melambat, dan melemahnya rupiah terhadap dolar.
Meski begitu, peluang bisnis di sektor properti masih cukup besar. Pasalnya, Timotius menambahkan, hasil survei BCI Asia Indonesia menujukkan pasar konstruksi ditahun 2015 akan tumbuh sebesar 14,26 persen menjadi Rp 446 triliun.
"Lahan perkantoran di Jakarta diprediksi meningkat sebanyak 3,72 juta meter persegi ditahun 2015-2018. 64 persennya ada dikawasan central business district (CBD)," kata Timotius.