Kamis 23 Apr 2015 14:39 WIB

Pemerintah Dorong Kerjasama dengan Asing untuk Investasi Mesin Tekstil

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Pertumbuhan Tekstil dan Produk Tekstil: Karyawan merapikan kain lokal yang dijual di salah satu tokoh di Pasar Mayestik, Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pertumbuhan Tekstil dan Produk Tekstil: Karyawan merapikan kain lokal yang dijual di salah satu tokoh di Pasar Mayestik, Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, pemerintah mendorong industri tekstil untuk meningkatkan inovasi teknologi permesinan agar memiliki daya saing yang mumpuni. Peningkatan inovasi teknologi ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan investor asing.

“Sejak beberapa tahun lalu kita mendorong adanya kerangka kerja sama dengan beberapa negara seperti Jepang, Korea, dan Belgia agar mau berinvestasi di bidang permesinan tekstil,” ujar  Harjanto di Jakarta, Kamis (23/4).

Harjanto mengatakan, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang kondusif bagi industri permesinan sehingga dapat menarik investor asing. Salah satunya yakni dengan menurunkan harga listrik agar lebih affordable dan membuat industri tekstil dalam negeri dapat berdaya saing dengan produk dari negara lain.

“Penurunan harga listrik ini sedang diusulkan, harapannya bisa segera disepakati sehingga industri dari hulu ke hilir bisa terintegrasi dengan efisien,” kata Harjanto.

Untuk mendorong pertumbuhan industri tekstil di dalam negeri, Kementerian Perindustrian juga telah menjalankan program revitalisasi mesin dan peralatan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Selama 2007-2014 anggaran yang telah terserap melalui program tersebut mencapau Rp 1,18 triliun dan telah menstimulus kegiatan investasi mesin yang dilakukan dunia usaha sebesar Rp 14,84 triliun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement