Rabu 22 Apr 2015 13:26 WIB

ICMI Dorong Pengembangan Ekonomi Syariah Bersama IDB

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) terus mendorong pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dengan semua kalangan termasuk Islamic Development Bank (IDB).

Di sela-sela Rapat Mejelis Pimpinan Paripurna ICMI beberapa waktu lalu, Ketua Presidium ICMI Sugiharto menuturkan dengan defisit yang ada dan kebutuhan pembangunan rata-rata Rp 100 triliun per tahun, APBN Indonesia perlu tambahan dana agar pembangunan bisa segera dilakukan.

Tambahan dana saat ini bisa diperoleh dari negara-negara Kawasan Teluk selain dari Jepang, Cina, AS dan Eropa. Sebagai sesama Muslim, negara-negara dari Kawasan Teluk menyampaikan permintaan penggunaan skim syariah.

''Semoga dengan begitu juga bisa lebih berkah untuk kita,'' ujar Sugiharto, Rabu (22/4).

Karena minat mereka besar dan butuh wadah, dibentuklah World Islamic Infrastructure Bank. Indonesia sedang memperjuangkan ini karena Turki juga menyampaikan tertarik untuk mendapat kesempatan yang sama. Pemerintah sudah menyatakan kesedian untuk memberi modal 300 juta dolar AS, tapi Turki menyanggupi 500 juta dolar.

''Pak Habibie sudah meyakinkan IDB agar bicara dengan Turki. Dengan adanya World Islamic Infrastructure Bank percepatan industri keuangan syariah Indonesia akan lebih cepat dari 20 tahun sebelumnya,'' ujar Sugiharto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement