REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Commonwealth Indonesia, anak perusahaan Commonwealth Bank of Australia (CBA) Group, mencatat pertumbuhan kredit selama 2014 sebesar 15,98 persen lebih besar dari pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 11,6 persen.
"Kami bersyukur bahwa Commonwealth Bank Indonesia (CBI) terus mampu mempertahankan kinerjanya yang positif dari tahun ke tahun," kata Direktur Utama CBI, Tony Costa, Kamis (16/4). Menurut dia, di tengah masa transisi pemerintahan baru, tahun 2014 merupakan tahun yang menantang bagi hampir semua perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan di Indonesia.
Hingga tahun 2014, CBI telah menyalurkan kredit dengan total mencapai Rp 15,57 triliun. Angka itu meningkat dibandingkan dengan Rp13,5 triliun pada periode yang sama tahun 2013, dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross terjaga sebesar 0,80 persen.
"Pada akhir tahun 2014 pertumbuhan kredit mendorong peningkatan aset CBI menjadi Rp 22,2 triliun. Bank juga membukukan laba bersih sebesar Rp 207,85 miliar," tutur Toni. Menurut dia, dalam mendukung perekonomian nasional, bank itu juga menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif, yang mana pada akhir 2014, penyaluran kredit UKM tumbuh 20,8 persen mencapai Rp 2,8 triliun dan penyaluran kredit komersial dan konsumer tumbuh 25,5 persen mencapai Rp 12,8 triliun.
Kemudian, bank itu juga mencatat peningkatan total pendapatan sebesar 3,55 persen atau Rp 50,92 miliar. Pendapatan bunga bersih bank pada 2014 mencapai 9,52 persen menjadi sebesar Rp 1,03 triliun yang didorong oleh penguatan pertumbuhan kredit.
Lebih lanjut ia mengatakan pencapaian itu merupakan hasil dari pelaksanaan strategi empat pilar yang memadukan pengelolaan risiko yang baik, pengelolaan likuiditas yang sehat, kerja sama tim yang kuat dalam organisasi ke dalam suatu sinergi dan peningkatan kualitas pelayanan.
"Ke depan, sesuai dengan komitmen kami, CBI akan terus berkontribusi untuk ikut memajukan perekonomian nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya.