Ahad 12 Apr 2015 16:10 WIB

Pekan Lalu, Penguatan Rupiah tak Imbangi Sentimen Pasar Modal

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.
Foto: Prayogi/republika
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih berlanjutnya penguatan rupiah tidak mampu mengimbangi sentimen negatif pada perdagangan saham akhir pekan lalu.

Kepala Riset NongHyup Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG yang diharapkan dapat melanjutkan penguatan tampaknya tidak terjadi di akhir pekan kemarin dimana cenderung berbalik melemah. Pasca-menyentuh level tertingginya di level 5.509, IHSG tidak mampu mempertahankan posisinya sehingga cenderung terkoreksi.

Apalagi, jika dibandingkan dengan laju mayoritas bursa saham Asia tentunya IHSG termasuk yang melemah. ''Kondisi ini juga kontras dengan harapan kami sebelumnya, Pelemahan yang terjadi sebelumnya dapat ditahan dengan kembali adanya aksi beli,'' kata dia, Ahad (12/4).

Menurut Reza, Tentunya diharapkan aksi beli tersebut dapat terjadi sehingga dapat mengkonfirmasi peluang kenaikan secara teknikal. Meski masih terdapat utang gap lama di level 5342-5372 pada 17-18 Februari dan utang gap di level 5397-5411 pada 27-28 Maret 2015.

Namun, sepanjang dapat diimbangi dengan aksi beli maka kenaikan pun dapat kembali terjadi. Masih adanya transaksi net sell asing yang dibarengi tidak banyaknya saham-saham big caps dalam top gainer memberikan sentimen negatif. Bahkan masih berlanjutnya penguatan nilai Rupiah tidak mampu mengimbangi sentimen negatif tersebut. Investor asing berbalik melakukan nett sell dari net buy Rp 362,34 miliar menjadi net sell Rp 74,91 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement