REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan Perusahaan Gas Negara (PGN) lebih tinggi pada 2014. Bila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, pendapatan 2014 mengalami peningkatan.
Juru Bicara PGN Irwan Andri Atmanto menjelaskan pada 2007 pendapatan PGN sebesar Rp 8,8 triliun. Pada 2014 sebesar Rp 40,28 triliun. Sedangkan laba usaha PGN pada 2007 sebesar Rp 3,08 triliun dan pada 2014 sebesar Rp 11,606 triliun.
Kinerja keuangan lainnya juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Aset perusahaan misalnya tumbuh pesat dalam 8 terakhir. “Pada 2007 aset PGN sebesar Rp 20,44 trilyun dan pada 2014 menjadi Rp 77,32 trilyun,” kata Irwan, di Jakarta, Kamis (2/4).
Demikian pula dengan setoran kepada pemerintah dalam bentuk dividen, pajak dan iuran BPH Migas. Pada 2007 setoran dividen PGN ke pemerintah sebesar Rp 522,57 milyar dan pada 2014 sebesar Rp 2,905 trilyun. Adapun setoran pajak PGN pada 2007 sebesar 1,399 trilyun dan pada 2014 sebesar 3,024 trilyun. Sedangkan iuran BPH Migas pada 2007 adalah Rp 8,37 milyar dan pada 2014 sebesar Rp 67,31 milyar.
Secara kumulatif setoran PGN kepada pemerintah dalam bentuk dividen, pajak dan iuran BPH dari 2007-2014 atau dalam 8 tahun terakhir adalah Rp 30,.448 trilyun.
Peningkatan pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat menjadi prioritas penting PGN. Sebagai perusahaan pelat merah, PGN terus mengembangkan infrastruktur dan penyaluran gas bumi ke berbagai segmen pelanggannya, mulai dari rumah tangga, UKM, komersial, industri, pembangkit listrik dan transportasi.
Peningkatan pemanfaatan gas bumi bagi berbagai segmen di masyarakat itu bisa dilihat dari besar penyaluran gas bumi oleh PGN dalam 8 tahun terakhir. Pada 2007 PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.150 MMSCFD dan pada 2014 sebesar 1.710 MMSCFD. Gas bumi tersebut mengalir melalui pipa PGN yang pada akhir 2014 lalu panjangnya 6.161 kilometer.