Rabu 01 Apr 2015 19:45 WIB

Enam Penyebab Terjadinya Inflasi Pada Maret

Rep: c84/ Red: Satya Festiani
 Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).
Foto: Prayogi/Republika
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan terjadinya inflasi sebesar 0,17 persen pada Maret 2015 lebih disebabkan enam jenis komoditi, salah satunya ialah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Walaupun keputusan pemerintah baru 27 kemarin, namun pengaruhnya begitu terasa karena bensin memiliki bobot 3,77 persen dan andil sebesar 0,15. Perubahan harga terhadap Februari 4,01 persen. Tertinggi di Singaraja, Bali sebesar 0,29 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/3).

Ia menambahkan hal ini terjadi lantaran adanya penyesuaian harga minyak mentah dunia sehingga harga Premium mengalami kenaikan. Kedua, bawang merah sebesar 0,1 persen. Perubahan harga sebesar 29,05 persen dinilai lantaran tingginya curah hujan yang mengakibatkan kurangnya pasokan.

Ketiga, beras dengan andil 0,09 persen dan bobot 4,02 persen dengan rata-rata kenaikan 2,24 persen. Minimnya pasokan dan belum datangnya masa panen raya menjadi penyebabnya. Kenaikan tertinggi sendiri terjadi di Gorontalo hingga 15 persen.

Keempat, bahan bakar rumah tangga, terutama untuk elpiji 12 kg yang memiliki andil sebesar 0,03 persen. 1,51 persen merupakan perubahan harga rata-ratanya dimana terjadi kenaikan di 60 kota IHK. Yang tertinggi berada di Palopo sebesar 13 persen, dan Bukitinggi 8 persen.

Kelima, rokok kretek filter dengan andil 0,02 persen. Perubahan harganya sendiri menyentuh angka 0,01 persen. Terjadi kenaikan di 49 kota IHK yang tertinggi di Pangkal Pinang dan Pontianak masing-masing sebesar 4 persen.

Keenam, upah tukang bukan mandor dengan andil 0,02 persen dimana kenaikan harganya mencapai 0,86 persen. Suryamin mengatakan hal ini terjadi lantaran adanya pengaruh dari naiknya harga bahan-bahan pokok yang berimbas kepada permintaan buruh terhadap upahnya. Terjadi kenaikan di 14 kota IHK yang tertinggi di Dumai dengan 37 persen dan Cirebon dengan 8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement