Rabu 01 Apr 2015 18:45 WIB

Indonesia akan Transfer Teknologi ke Zimbabwe

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (ketiga Kanan) bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (kedua Kanan) dan Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (kiri) melihat penanaman padi dengan mesin tanam (rice trans
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (ketiga Kanan) bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (kedua Kanan) dan Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (kiri) melihat penanaman padi dengan mesin tanam (rice trans

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan, Indonesia akan melakukan transfer teknologi tepat guna untuk pengembangan produk pertanian di Zimbabwe. Kerjasama ini merupakan merupakan bagian dari tindak lanjut dalam Forum of Small and Medium Enterprises Africa Asean (FORSEAA) yang dikenalkan pada 26 September 2012.

"Indonesia harus punya misi jangka panjang, kerjasama ini tidak hanya berhenti di transfer teknologi saja, tapi juga harus dipikirkan keberlanjutannya," ujar Euis di Balai Besar Industri Agro, Rabu (1/4).

Menurut Euis, Afrika merupakan potensi yang menjanjikan karena memiliki jumlah penduduk yang besar.  Apabila Indonesia sudah berhasil masuk ke salah satu negara di Afrika, maka secara otomatis negara lain juga akan mengikuti. Euis mengatakan, kerjasama dengan Zimbabwe merupakan lokomotif penggeraknya saja. Ke depan, Indonesia harus memikirkan untuk menambahkan gerbong-gerbongnya.   

"Sebaiknya jangan hanya berkiblat ke negara-negara barat saja, sebenarnya Indonesia memiliki banyak peluang apalagi dengan adanya Konferensi Selatan-Selatan," ujar Euis.

Menurut Euis, pengembangan industri agro yang dihasilkan di Indonesia diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan IKM berbasis komoditi pertanian di Zimbabwe. Selain itu, tenaga ahli Indonesia juga dapat dikirim ke Zimbabwe untuk melatih pelaku IKM di negara tersebut.

Dengan demikian, kerjasama ini dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor mesin dan peralatan, serta mempermudah pemasaran. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuka peluang untuk melakukan subtitusi sumber bahan baku dengan harga yang lebih murah dan terjangkau. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement