REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan migas asal AS, ConocoPhillips menjanjikan kepada Presiden Joko Widodo untuk menanamkan investasi senilai 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 32 triliun dalam 3-4 tahun ke depan. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, komitmen ConocoPhillips tersebut setara dengan realisasi investasi dalam empat tahun terakhir.
"ConocoPhillips komit terus di Indonesia. Untuk investasi, selama empat tahun terakhir mereka investasi 2,5 miliar dolar AS dan dalam 3-4 tahun ke depan mereka merencanakan investasi dalam jumlah yang sama," ungkapnya, Selasa (31/3).
Hal tersebut dikatakan Sudirman saat menjelaskan hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan petinggi ConocoPhillips di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa. Petinggi Conoco yang hadir antara lain 'Chairman and CEO' ConocoPhillips Company, Ryan Lance, dan 'President and General Manager' ConocoPhillips Indonesia, Erec Isaacson.
Sudirman mengatakan, selain investasi, Conoco juga mengapresiasi pembenahan di sektor ESDM, termasuk SKK Migas dan Ditjen Migas Kementerian ESDM. "Mereka (Conoco) melihat sudah tidak ada lagi 'vested interest' dan pengambilan keputusan ditujukan untuk kebaikan publik, kebaikan negara, dan bangsa," ujarnya. Menurut dia, Conoco makin nyaman di Indonesia, termasuk bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero).
Sudirman mengatakan, saat ini, produksi gas Conoco secara nasional mencapai sekitar 20 persen, elpiji 24 persen, dan minyak 6-7 persen. "Jadi, Conoco adalah mitra yang penting bagi Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi gas ConocoPhillips pada 2015 ditargetkan mencapai 1.291 miliar British thermal unit (BBTUD) yang terdiri dari Blok Koridor, Sumsel 956 BBTUD dan Natuna Block B, Kepri 335 BBTUD.
Untuk minyak, blok Conoco ditargetkan 20.500 barel per hari. Conoco memiliki hak partisipasi di Koridor 45-54 persen dan Block B 40 persen. Secara total pada 2015, produksi gas ditargetkan 6.827 BBTUD dan minyak 825.000 barel per hari.