Ahad 29 Mar 2015 19:51 WIB

Faktor Kepemimpinan Dinilai Pengaruhi Performa Saham Antam

Seorang pedagang memperlihatkan emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) di Jakarta, Selasa (3/3).   (Antara/Puspa Perwitasari)
Seorang pedagang memperlihatkan emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) di Jakarta, Selasa (3/3). (Antara/Puspa Perwitasari)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Faktor kepemimpinan dinilai menjadi salah satu penyebab anjloknya saham PT Anak Tambang (Antam) Tbk.

"Jadi pemimpin di Antam itu harus punya keahlian di bidang pertambangan dan kemudian bebas dari KKN (kolusi korupsi nepotisme), baik secara personal maupun kelompok," terang Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (Iress) Marwan Batubara Ahad (29/3).

Ia mengatakan, jika ingin maju, perusahaan pelat merah itu harus memiliki pemimpin yang paham akan dunia pertambangan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan personalia.

Sementara, KKN yang dimaksudnya menyinggung proses penentuan pemimpin Antam didasarkan pada kepentingan dengan pemerintah, dalam hal ini presiden hingga menteri tertentu.

Bila itu masih terjadi, menurut Marwan, sulit kondisi Antam saat ini diperbaiki.

"Jangan menempatkan orang-orang yang salah, apalagi tidak memiliki skill untuk Antam kedepan. Perbaikilah Antam ini dengan benar dan memasukkan direksi yang berkualitas," jelasnya.

Syarat lainnya untuk memimpin Antam, kata dia, yakni memahami personalia di internal Antam. Manajemen di perusahaan milik BUMN tersebut juga mengombinasikan dengan komponen yang bisa memajukan Antam, yakni orang yang punya kemampuan membangun personalia.

"Saat ini di Antam bisa terjadi seperti kondisi yang sekarang karena masih terdapat orang-orang yang tak amanah. Selain itu di dalamnya cenderung ada intervensi dari luar, pimpinannya kurang memahami personalia dan karyawan di internal" ungkapnya.

Marwan juga menyoroti masuknya beberapa tim sukses Jokowi seperti Refly Harun dan Sukardi Rinakit dalam petinggi BUMN.

"Orang yang ditempatkan harus paham bidang apa yang mau dikerjakan. Jangan sampai asal-asalan menempatkan orang hanya karena ingin balas jasa. Itu bukan cara memajukan BUMN," tegas Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement