REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyampaikan optimismenya kenaikan harga BBM jenis Premium dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300 per liter dan Solar dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 per liter tidak akan berpengaruh banyak terhadap inflasi.
Kepada wartawan yang mencegatnya saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan di Hainan, Cina, Jumat (27/3) malam, Sofyan menjelaskan, bahwa nantinya setiap dua bulan sekali akan dilakukan review harga BBM sesuai dengan harga keekonomian, sehingga harga bisa sewaktu-waktu naik, bisa juga turun.
“Hal itu merupakan komitmen pemerintah yang tidak lagi memberikan subsidi pada BBM jenis Premium, serta Solar yang tetap mendapat subsidi Rp 1.000 per liter,” jelas Sofyan, dikutip laman resmi Setkab.
Menko Perekonomian meyakini, dengan model harga BBM disesuaikan dengan harga pasar, maka inflasi akan lebih terkontrol, dan kenaikannnya tidak signifikan. Sama seperti negara-negara lain yang kenaikan BBM nya harian mengikuti harga minyak dunia.
“Lain halnya kalau dulu, karena ditahan terlalu lama, begitu dilepas naiknya Rp 2 ribu. Itu langsung memberi implikasi inflasi,” papar Sofyan.