REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi UGM, Akhmad Akbar Susamto mengatakan kenaikan harga minyak mentah sebagai dampak serangan Arab Saudi ke Yaman tak mempengaruhi harga BBM di Indonesia. Sebab, menurut Akbar hal tersebut masih terjangkau dengan asumsi di APBN-P 2015.
APBN-P 2015 mematok asumsi belanja minyak mentah sebesar 60 dolar per barel. Angka ini menjadi aman sebab, harga minyak mentah di pasar minyak menduduki 59,1 dolar per barel. Apalagi, menurut Akbar, kenaikan harga BBM sebenarnya sudah wacana lama dari pemerintah. Rencananya 1 April esok pemerintah bersama DPR juga akan menyesuaikan harga BBM.
Hanya saja, menurut Akbar kondisi Timteng yang sedang bersengkarut maka mempengaruhi psikologis pasar. "Kita tunggu saja, tapi kemungkinan naik pun gak akan banyak, kecuali konfliknya meluas, maka pemerintah harus ambil langkah penyelamatan," ujar Akbar.
Meski tak terlibat langsung, Akbar menilai pemerintah juga harus proaktif untuk melihat ekskalasi perang di Timteng, peperangan bisa saja menimbulkan banyak kemungkinan dan dampak bagi stabilitas ekonomi dunia.