Jumat 27 Mar 2015 12:47 WIB

BKPM Siapkan Trik Khusus Tingkatkan Realisasi Investasi Cina

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BKPM Franky Sibarani
Foto: dokpri
Kepala BKPM Franky Sibarani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyiapkan trik khusus untuk mendorong peningkatan realisasi investasi Cina ke Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan BKPM sudah membentuk tim khusus yang akan memfasilitasi investor Cina yang memiliki rencana investasi sehingga terbangun trust untuk menanamkan uangnya di Indonesia.  Menurutnya, ada beberapa langkah yang dilakukan BKPM agar rasio investasi Cina semakin meningkat.

BKPM akan melakukan pendampingan investor China yang menyatakan minat untuk berinvestasi termasuk membantu mendapatkan kemitraan dengan industri nasional yang kredibel. Sehingga rencana investasi para investor dapat direalisasikan.

"BKPM juga akan mengidentifikasi investor Cina yang sudah memasukkan perizinan (on the pipeline) untuk segera melakukan realisasi," kata Franky di sela-sela mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Beijing, Kamis (26/3).

Sebelumnya,  Franky mengatakan pekerjaan rumah BKPM adalah meningkatkan rasio investasi Cina ke Indonesia yang hanya sebesar 7 persen. Rasio tersebut lebih rendah dibandingkan Jepang yang mencapai 65 persen atau Singapura 40 persen.

Franky optimis hal tersebut dapat dilakukan melihat trend realisasi investasi Cina yang semakin meningkat. Dia merujuk data BKPM yang mencatat realisasi investasi Cina tahun 2014 mencapai 800 juta dolar AS, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 297 juta dolar AS. Sementara rencana investasi dari Cina yang sudah masuk ke BKPM per Oktober 2104-19 Maret 2015 sebesar 13,66 miliar dolar AS.

Sedangkan periode September-Desember 2014, untuk pertama kalinya sejak tahun 2010 China masuk lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar 500 juta dolar AS.

"Artinya 70 persen realisasi investasi China tahun 2014 terjadi di periode ini," ujar Franky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement