Rabu 25 Mar 2015 18:53 WIB

Sasar Pasar Afrika, Produk Indonesia Harus Ada Nilai Tambah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu kegiatan di sebuah pabrik tekstil di Indonesia.
Foto: zhie.student.umm.ac.id
Salah satu kegiatan di sebuah pabrik tekstil di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, Industri Kecil dan Menengah (IKM) harus bisa meningkatkan nilai tambah untuk memenuhi pangsa ekspor di Seychelles. Pasalnya, selama ini ekspor Indonesia ke Seychelles masih dalam bentuk produk setengah jadi.

"Banyak produk tekstil seperti kaos, yang di beli murah dari Indonesia kemudian setelah sampai di Seychelles dimodifikasi sedikit lalu di jual lagi ke Eropa dengan harga tinggi," ujar Saleh di Jakarta, Rabu (25/3).

Menurut Saleh, Indonesia harus memanfaatkan peluang kerjasama yang dibangun melalui Forum of Small Medium Enterprise Afrika Asean (FORSEAA) untuk meningkatkan nilai tambah. Forum tersebut juga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor di negara-negara Afrika, yang selama ini belum tergarap.

"Tentu perlu ada kerjasama dan pembicaraan bilateral sehingga bisa meningkatkan neraca perdagangan, selain itu ada pula Kerjasama Selatan-Selatan yang bisa ditingkatkan," kata Saleh.

Menurut Saleh, kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Afrika sudah berjalan baik. Indonesia masih mengimpor sejumlah bahan baku dari negara-negara Afrika, yakni kapas, soybean, dan tembakau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement