REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Pensiun yang dikelola oleh Lembaga Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan sebesar 30 persen pada 2015 dibandingkan tahun sebelumnya. Ditargetkan, hingga akhir tahun 2015, dana kelolaan DPLK BRI mencapai sebesar Rp 4,81 triliun.
Corporate Secretary BRI Budi Satria mengatakan, dari jumlah peserta diharapkan pada tahun 2015 bisa mencapai sedikitnya 122 ribu peserta perorangan serta 151 perusahaan.
“Target tersebut dapat dicapai dengan cara optimalisasi pemasaran Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI melalui jaringan kerja Bank BRI yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia serta aktif melakukan joint marketing dengan unit kerja bisnis di Bank BRI khususnya kepada nasabah existing maupun calon nasabah potensial,” kata Budi di Jakarta, pekan lalu.
Budi menjelaskan, hingga akhir tahun 2014, total DPLK yang dikelola oleh BRI mencapai Rp 3,7 triliun. Total peserta mencapai 112 ribu peserta perorangan dan 111 perusahaan. Sebanyak 55 persen dana diinvestasikan di instrumen pasar uang, seperti deposito. Sedangkan portofolio ke instrumen pendapatan tetap seperti obligasi korporasi sekitar 43 persen. Sisanya dinvestasikan ke reksadana dan pasar saham.
Sejak didirikan pada 2007, dana kelolaan DPLK BRI rata-rata tumbuh 27 persen per tahun. Dia menilai hal itu lantaran masyarakat banyak yang mempercayakan investasi masa depannya di Bank BRI.
Budi mengatakan, produk DPLK BRI telah dikenal sebagai produk investasi yang aman, memiliki akses luas, investasi beragam dan prudent, transparan, serta dikelola secara modern. Selain itu, rata-rata imbal hasil yang diberikan oleh Bank BRI kepada peserta DPLK-nya di atas benchmark.
“Saat ini market share DPLK BRI sebesar 10,41 persen dari seluruh aset kelolaan DPLK secara nasional yang sebesar Rp 35,54 triliun,” imbuhnya.
Budi optimistis market share tersebut semakin tumbuh dengan bertambahnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya jaminan hidup saat pensiun.