Ahad 22 Mar 2015 15:22 WIB

BSM Targetkan Tagih Pembiayaan Bermasalah Rp 400 Miliar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Merger Bank Umum Syariah: Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross hingga di bawah enam persen pada akhir tahun ini, Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penagihan pembiayaan bermasalah Rp 400 milir hingga akhir 2015.

Untuk itu, BSM melakukan sejumlah upaya berupa pembenahan proses bisnis, penguatan manajemen risiko, pengendalian internal, pengembangan bisnis, hingga pemulihan aset.

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan, BSM sudah memetakan nasabah yang pembiayaannya bermasalah sekaligus mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi jatuh. ''Tahun ini, kami targetkan bisa menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp 400 miliar,'' kata Agus, Ahad (22/3).

Nasabah yang pembiayaannya bermasalah dipetakan empat kelompok. Pertama, nasabah dengan masalah teknis yang arus kasnya tidak cocok dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Kedua, nasabah yang telah direstrukturisasi.

Ketiga, nasabah yang berpotensi masuk program restrukturisasi. Keempat, nasabah yang cenderung jatuh dan sulit dipertahankan. Dengan pemetaan ini, BSM optimistis strategi penanganan dapat dieksekusi dengan tepat dan efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement