REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir membuat sejumlah pengusaha ketar-ketir terutama bagi para pelaku usaha dalam negeri yang masih mengandalkan bahan baku dari luar negeri.
Ekonom Christianto Wibisono memberikan pandangannya terkait permasalahan ini. Menurut Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) tersebut, kondisi ini diperkirakan masih akan terus berlangsung apabila neraca perdagangan di Indonesia masih memiliki defisit yang besar.
"Saya rasa secara fundamental, kalau cadangan defisit masih besar, mau tidak mau mata uang rupiah tetap melemah," ujarnya dalam acara diskusi tentang melemahnya rupiah di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3) malam.
Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, itu menambahkan, salah satu solusi yang dapat diambil ialah dengan menciptakan investasi secara besar di Indonesia. Dengan adanya investasi besar maka akan terciptanya kinerja ekspor yang besar juga. Selain itu, ia juga menilai investasi jangka panjang harus terlihat jelas hasilnya dan wajib berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
"Resep utamanya harus ada investasi besar, produksi besar dan ekspor yang besar. Kalau neraca perdagangan defisit besar, maka rupiah akan terus mengalami pelemahan," tegasnya.