REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat rencana investasi Jepang yang sudah mengajukan permohonan izin ke BKPM periode Januari-Februari 2015 senilai 1,03 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun 2014 senilai 319,68 juta dolar AS.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, Jepang merupakan mitra strategis, karena merupakan salah satu negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia. Hanya saja, nilai investasi Jepang ke Indonesia tahun 2014 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini juga terlihat dari survey JBIC yang pada tahun 2013 menempatkan Indonesia sebagai peringkat pertama negara paling menjanjikan untuk investasi.
"Khusus untuk Jepang, pada tahun 2015 BKPM menargetkan dapat menarik investasi sebesar 3,42 miliar dolar AS," kata Franky dalam siaran pers, Rabu (18/3).
Menurut Franky, sejak tahun 2010 Jepang selalu masuk dalam lima besar negara dengan investasi terbanyak di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2013 Jepang merupakan negara dengan investasi terbesar di Indonesia senilai 4,7 miliar dolar AS. Sementara pada tahun 2014 investasi Jepang di Indonesia turun menjadi 2,7 miliar dolar AS.
"BKPM melalui kantor perwakilan di Tokyo serius untuk terus menarik minat investasi Jepang ke Indonesia. Sementara di Indonesia, BKPM juga serius memfasilitasi proses realisasi investasi tersebut mulai dari perizinan di PTSP Pusat hingga perizinan daerah," imbuh Franky.
Oleh sebab itu, Franky optimistis rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang, pekan depan dapat meningkatkan kepercayaan investor Jepang ke Indonesia. Menurutnya, dengan kunjungan dua pemimpin Indonesia ke Jepang dalam waktu yang berdekatan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan investasi Jepang ke Indonesia.
"Saya optimis, kunjungan Presiden Jokowi dan sebelumnya Wapres Jusuf Kalla, akan meningkatkan kembali gairah investor Jepang untuk menanamkan modalnya ke Indonesia," ujar Franky.
Secara keseluruhan, untuk tahun 2015, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 519 triliun, meningkat 14 persen dibandingkan realisasi investasi tahun 2014. Sementara, untuk periode 2015-2019, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 3.500 triliun untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 7 persen.