REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bosowa Energi kembali memulai kontruski (ground breaking) pembangkit lisrik tenag uap (PLTU) berkapasitas 2x125 MW di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Proyek ini juga merupakan infrastruktur energi pertama yang terealisasi di era Kabinet Jokowi-JK.
Peletakan batu pertama dan pemancangan tiang proyek tersebut dilakukan secara simbolis, Kamis (19/3) di lokasi PLTU oleh Menko Maritim, Menteri ESDM, Gubernur Sulsel, CEO Bosowa, Founder Bosowa, Dewi Kam selaku pemilik PT Sumber energi Sakti Prima (SPP) sebagai mitra bisnis Bosowa.
Di lokasi PLTU Jeneponto, Desa Punagaya, Kecamatan Bangkalan, telah berdiri pembangkit yang berkontribusi menyediakan kebutuhan listrik Sulsel dengan kapasitas 2x125 MW.
Proyek pertama Bosowa di sektor kelistrikan ini dibangun dan mulai dioperasikan penuh oleh Bosowa Energi dua tahun lalu setelah diresmikan Menteri ESDM Jero Wacik, 19 Desember 2012.
Dari rilis yang diterima Republika, pembangunan proyek PLTU tahap I mencatat prestasi tersendiri karena pembangunan kontruksi dapat diselesaikan hanya dalam kurun18 bulan dari rencana 30 bulan.
Kebutuhan listrik di Sulsel dan Sulbar yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas rata-rata nasional, membuat Bosowa Energi terus memacu pembangunan pembangkit tersebutM Bosowa menyadari karena telah berpengalaman dalam pabrik semen, industri dan perekonomian hanya akan tumbuh saat energi listrik tersedia dengan baik.
"Kami terus memacu proyek ini agar pertumbuhan ekonomi di Sulsel dan Sulbar sebagai perekonimain nasional tidak terhambat," Ujar CEO Bosowa Erwin Aksa.
Dia menambahkan, proyek ekspansi PLTU ini dibangun dan dirancang dengan kapasitas 1x135 Mw (gross capacity) atau 1x125 (net capacity) dengan nilai pelatan mencapai Rp 3 triliun.