Rabu 18 Mar 2015 01:08 WIB

BI: Rupiah Tidak Pernah Dilepas

Rep: c87/ Red: Hazliansyah
Rupiah Semakin Melemah: Teller menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Semakin Melemah: Teller menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bertahan di atas Rp 13.200.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.209 per dolar AS pada Selasa (17/3) atau menguat 26 poin dibandingkan Senin (16/3) yang berada di posisi Rp 13.237 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, likuiditas rupiah dinilai masih positif dan sesuai fundamental. Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas ekonomi makro dan stabilitas nilai rupiah di dalam koridor fundamental dan kompetitif.

Menurutnya, koridor fundamental adalah yang konsisten terhadap target-target atau indikator ekonomi makro untuk stabilitas ekonomi makro. Nilai tukar dijaga pada level untuk bisa mencapai target inflasi, pertumbuhan ekonomi, capital inflow, dan target defisit transaksi berjalan (CAD).

"Itu dinamis angkanya, tergantung kondisi saat ini bagaimana, itu yang kita jaga. Kita tidak pernah melepas rupiah, kita akan jaga rupiah dalam koridor fundamental, kita akan intervensi di pasar itu setiap saat perlu. Fundamentalnya berapa itu kita intervensi, dan kita siap selalu ada di pasar," kata Tirta kepada wartawan di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Selasa (17/3). 

Saat ditanya kemungkinan rupiah kembali ke level Rp 12.000, Tirta mengatakan tergantung fundamentalnya berapa. Bank Indonesia tidak bisa menetapkan di level tertentu harus kembali ke level tertentu.

Menurutnya, asumsi rupiah dalam APBN sudah dihitung pemerintah untuk membuat perhitungan-perhitungan. Namun, asumsi tersebut dinilai bukan target. Bank Indonesia tidak menetapkan target nilai tukar melainkan menjaga rupiah di koridor fundamentalnya dan kompetitif. Termasuk mendorong ekspor dan mengurangi impor.

 

"Jadi intinya kita tidak membiarkan rupiah, kalau perlu intervensi kita intervensi," imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement