REPUBLIKA.CO.ID, TAPIN -- Disinggung soal kesibukannya melakukan perjalanan kerja ke sejumlah wilayah di Indonesia dalam rangka swasembada pangan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membantah hanya mengurusi padi, jagung dan kedelai (pajale) saja. Padahal sektor pertanian teramat luas cakupannya.
"Tentu semuanya kita urus, cuma berpikirnya harus holistik, ada hal-hal yang dipropioritaskan," kata dia kepada Republika dalam kunjungan lapangan ke Kalimantan Selatan, Senin (16/3).
Pajale jadi prioritas, lanjut dia, sebab tiga komoditas tersebut yang paling rentan impor. Karenanya, ia optimis jika diberi perhatian serius, impor tak akan terjadi untuk komoditas yang dimaksud.
Komoditas pertanian lainnya pun ia rancang dan perhatikan agar produksinya maksimal dari segi kualitas maupun kuantitas. Misalnya untuk sawit telah dianggarkan dana Rp 1 Triliun, pun tebu dianggarkan dana Rp 2,5 Triliun.
"Bukannya tidak diurusi, tapi karena yang dieksplor di media beras saja, kelihatannya hanya itu saja," tuturnya.
Ia pun mengaku senang karena apa yang ia prioritaskan tentang beras membuat negara tak impor hingga saat ini.
Selain itu, tahun ini ia pun tengah mengarahkan sistem pertanian organik di atas lahan seluas 200 ribu hektar di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah dan mendominasi di Jawa Barat. Begitu pun di sektor peternakan.
Produksi sapi lebih diprioritaslan dari pada ternak ayam karena produksi ayam lokal dan ras yang telah surplus.