Jumat 13 Mar 2015 11:10 WIB

Jelang Paket Kebijakan, Rupiah Kok Melemah?

Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo rencananya akan mengeluarkan paket kebijakan yang bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan pada hari ini, Jumat (13/3), masih melemah.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 13.191 per dolar AS dari Rp 13.176 per dolar AS pada hari sebelumnya.

Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak melemah sebesar 34 poin menjadi Rp 13.184 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.150 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan mata uang dolar AS yang masih bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia kembali membebani laju mata uang rupiah. "Nilai tukar rupiah belum menunjukkan adanya perbaikan seiring masih tingginya minat pelaku pasar melakukan transaksi dengan menggunakan dolar AS," kata Reza.

Akan tetapi, menurut dia, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung terlihat terbatas seiring adanya penilaian pemerintah bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kondusif dan mampu untuk tumbuh pada tahun ini sesuai yang ditargetkan. "Diharapkan muncul sentimen positif dari global sehingga menopang rupiah," katanya.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan Bank Indonesia yang masih berada di pasar valas untuk menjaga fluktuasi akan menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS. "Diharapkan BI menjaga fluktuasi rupiah agar tetap stabil sehingga tidak dimanfaatkan oleh spekulan pelaku pasar uang," ucap Lukman Leong.

Ia menambahkan bahwa pemerintah yang mengeluarkan kebijakan agar pelaku usaha melakukan transaksi dalam mata uang rupiah meski suatu produk atau barang dalam bentuk dolar AS dinilai akan efektif bagi kestabilan mata uang domestik. "Meski implementasi terhadap kebijakan itu masih cukup sulit diterapkan, namun lambat laun akan terlaksana yang akhirnya dapat menjaga rupiah," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement