Kamis 12 Mar 2015 11:38 WIB

Usaha Pencacah Sampah ini Beromzet Rp 250 Juta

Sampah plastik, ilustrasi
Sampah plastik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Usaha pencacahan sampah plastik yang dilakukan organisasi swadaya masyarakat Kelompok Bontang Lestari Peduli binaan PT Badak LNG cukup menjanjikan. Mereka memiliki omzet mencapai Rp250 juta setiap bulan.

"Alhamdulillah setiap bulan kami menghasilkan sampah plastik sekitar 25 ton per dengan nilai mencapai Rp250 juta, sehingga usaha ini cukup menjanjikan," ujar pengurus Kelompok Bontang Lestari Peduli, Heru Nataguna, Rabu (11/3).

Dia mengatakan usaha pengolahan sampah plastik itu bermula adanya inisiatif dari masyarakat lokal, karena terjadi konflik di kalangan pemulung.

Seorang tokoh masyarakat setempat yakni Haji Thamrin berinisiatif untuk menciptakan lokasi usaha pencacahan plastik guna menampung hasil kerja pemulung dan membentuk organisasi swadaya masyarakat bernama "Kelompok Bontang Lestari Peduli".

Ide yang berawal dari penyelesaian konflik itu ternyata memiliki peluang bisnis yang menjanjikan. Terbukti, setelah beroperasi selama setahun, usaha ini tidak hanya mampu memberdayakan pemulung, tetapi juga masyarakat sekitar lokasi pencacahan plastik. Dalam perkembangannya, kegiatan ini juga telah membangun jaringan kerja di antara pemulung di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

"Usaha ini kami geluti sejak tahun 2010 dan hasilnya lumayan. Bahkan, para karyawan ada yang bisa membeli tanah dan mencicil motor serta membiayai anak-anaknya sekolah," ujarnya.

Heru mengakui usaha yang digeluti ini memang masih terbilang langka di Bontang karena belum begitu diminati masyarakat. Dalam sehari, karyawan bisa mengumpulkan sampah plastik yang telah dipisahkan sebanyak 70 kilogram. Sampah plastik yang telah dipisahkan dan dicuci, kemudian dipilah antara yang keras dan lembut sebelum dimasukkan dalam mesin penggiling. Sampah plastik yang sudah diolah dikirim kepada pembeli di Surabaya, Jawa Timur.

"Hasil cacahan sampah plastik dibeli pemborong seharga Rp 14.000 per kilogramnya, sedangkan bila memakai takaran ember dibeli dengan harga Rp6.000 per kilogram," paparnya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement