REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian menilai pelemahan rupiah hanya bersifat sementara.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, setelah pemerintah AS menetapkan kebijakan suku bunga bank sentral AS, akan terjadi keseimbangan baru dan investasi akan kembali normal.
Sofyan melukiskan, penguatan suatu mata uang seperti gelombang di lautan. "Ombak itu sekarang sedang mengarah ke AS" kata Sofyan pada Rabu (11/3) sore.
Dia mengingatkan, masyarakat tidak perlu panik karena pelemahan rupiah tersebut. Alasannya, pelemahan rupiah bukan karena kondisi internal.
Dia menerangkan, mata uang bisa menguat karena remitensinya besar, yakni sekitar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 263 triliun per tahun. Sedangkan, Indonesia remitensi hanya sekitar tujuh miliar dolar AS (Rp 92,3 triliun).
Sofyan melanjutkan, sektor jasa sedang mengalami defisit. Sektor jasa sedang diperbaiki. Semisal, asuransi. "Kemarin kan sudah persetujuan DPR untuk menambah modal kepada asuransi, reasuransi kita," ujar mantan menteri BUMN tersebut.