Rabu 11 Mar 2015 16:53 WIB

Telkom Genjot IME Lewat Anak Usaha

Telkom
Foto: Telkom Indonesia
Telkom

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus menggenjot pendapatan dari bisnis Information, Media dan Edutainment (IME) melalui anak usaha yang terus menunjukkan performa keuangan signifikan pada tahun 2014.

Laporan keuangan Telkom yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu mencatat kinerja dua anak usaha yakni PT Melon Indonesia (MelOn) dan PT Integrasi Logistic Cipta Solusi (ILCS) yang berhasil membukukan keuntungan sepanjang 2014.

Melon perusahaan patungan TelkomMetra dengan SK Telecom Korea bergerak di bisnis database musik dan aplikasi online digital music content ini pada 2014 meraup pendapatan sebesar Rp134 miliar dan keuntungan Rp8 miliar. Meningkat dibanding pendapatan tahun 2013 sebesar Rp73 miliar dengan kerugian Rp6 miliar.

Sedangkan ILCS merupakan perusahaan patungan antara TelkomMetra dengan Pelindo II meraih pendapatan Rp99 miliar dengan keuntungan Rp 2 miliar pada tahun 2014, sementara pada tahun 2013 menderita kerugian hingga Rp 22 miliar.

Peningkatan pendapatan perusahaan yang bergerak di e-Trade Logistics dengan layanan mencakup e-Payment Trade Logistics, IT Service Management for Trade Logistics, dan Consultation and Business Management for Trade Logistics itu terjadi sejak Telkom bertransformasi dengan menjalankan bisnis Telecommunication, Information, Media, Edutaintment, and Services (TIMES).

Sejak itu, Telkom gencar membuat perusahaan patungan dengan berbagai mitra strategis, dengan menjadikan TelkomMetra menjadi "investment company".

Telkom Group sebelumnya telah mengumumkan laporan keuangan tahun 2014 dengan pendapatan sebesar Rp89,696 triliun, tumbuh 8,11 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp82,967 triliun.

Sedangkan keuntungan yang diraih di 2014 yakni sebesar Rp14,638 triliun atau naik 3,05 persen dibandingkan 2013 sebesar Rp14,205 triliun.

Analis dari Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan mengatakan agresifitas dan konsistensi Telkom berinvestasi ini menjadikan banyak analis masih mempertahankan saham dengan kode TLKM ini menjadi salah satu menu pilihan bagi investor untuk mengkoleksi sahamnya.

"Kami memilih Telkom? karena posisi yang kuat di sektornya, neraca keuangan yang sehat, dan yield dividen 4 persen yang atraktif. Rekomendasi netral disebabkan adanya risiko penurunan sebesar 3 persen terhadap TP Rp2.900. Saat ini saham Telkom ditransaksikan pada valuasi rasio harga saham terhadap laba (PE ratio) FY2015F sebesar 17,7x," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement